Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bayi dengan Atresia Bilier Ini Butuh Rp 1,2 M untuk Operasi

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Orang tua Naura Aulia Putri Wibowo, Fitriyanti Irawati, melakukan konsultasi ke Pemerintah Kota Depok bagian Jamkesda, 21 Desember 2016. TEMPO/Imam Hamdi
Orang tua Naura Aulia Putri Wibowo, Fitriyanti Irawati, melakukan konsultasi ke Pemerintah Kota Depok bagian Jamkesda, 21 Desember 2016. TEMPO/Imam Hamdi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh Naura Aulia Putri Wibowo, menguning dipelukan ibunya. Bahkan, matanya pun bak warna matahari. Dari lubang hidungnya terjulur selang untuknya menyusu. Bayi berusia sembilan bulan itu, divonis menderita penyakit langka atresia bilier.

Dokter yang menanganinya memperkirakan harapan hidup Naura, hanya 30 persen setelah operasi tranplantasi hati. Untuk operasi bayi mungil itu, orang tua Naura, Fitriyanti Irawati, 37 tahun, membutuhkan biaya Rp 1,2 miliar.

Rencananya Naura yang kini berusia 9 bulan akan menjalani operasi tranplantasi hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Namun, operasi baru bisa dilakukan jika lingkar lengan atasnya mencapai 12 cm. Sekarang lingkar lengan atas Naura, hanya 8,5 cm.

"Hati saya yang akan didonorkan untuk operasi transplantasi hati Naura," kata Fitriyanti, saat konsultasi ke Pemerintah Kota Depok bagian Jaminan Kesehatan Daerah, Rabu, 21 Desember 2016. "Tapi, menunggu lingkar lengan Naura sampai ideal untuk dioperasi."

Atresia Bilier adalah suatu kondisi dimana tidak terbentuknya saluran empedu dengan sempurna. Kondisi itu bisa terjadi pada saluran empedu yang ada di dalam maupun di luar hati atau liver.

Kondisi ini menyebabkan tidak mengalirnya empedu ke usus 12 jari sebagaimana mestinya. Sehingga cairan empedu yang terus diproduksi hati tersebut akan menumpuk di area hati. Kondisi ini akan menyebabkan jaringan parut pada liver hingga akhirnya berujung kepada kegagalan fungsi hati.

Penyakit Naura baru terdeteksi saat usianya empat bulan. Padahal, Fitriyanti sempat curiga dengan keadaan tubuh Naura. Soalnya, saat diperiksa ke dokter, sejak berusia satu bulan tubuh Naura sudah menguning. "Namun dokternya bilang tidak apa-apa nanti kembali normal," ucapnya. "Saya rutin konsultasi setiap bulan."

Di bulan ke empat, Naura baru diperiksa ke laboratorium untuk mengetahui penyebab tubuhnya menguning, atas rekomendasi dokter klinik di kawasan Rangkapan Jaya. Setelah divonis anaknya menderita penyakit tersebut, tubuh Fitriyanti, seperti tak bertulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fitriyanti tak menyerah. Kemana pun ia lakoni untuk mengobati Naura. Bahkan, tujuannya datang ke Pemkot Depok, merupakan salah satu ihtiarnya. Ia mencoba berkonsultasi mencari bantuan operasi anak keduanya tersebut.

Sejauh ini, pengobatan Naura hanya mengandalkan jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Namun, untuk operasi BPJS Kesehatan hanya menanggung biaya sampai Rp 250 juta.

"Sebenarnya kalau sebelum usianya dua bulan dan terdeteksi bisa langsung dioperasi," ucapnya, sambil menambahkan, "tapi penyakit Naura telat dideteksi."

Kepala UPT Jamkesda Kota Depok Imelda Wijaya mengatakan pemerintah belum bisa membantu. Musababnya, biaya pengobatan Naura, sudah ditanggung BPJS. "Pasien sudah punya jaminan. Kami tidak bisa membantu kalau sudah dicover BPJS," ucapnya.

Namun, pemerintah sebisa mungkin akan mencoba membantu Naura. Syaratnya, orang tua Naura mesti berkoordinasi dengan BPJS apa saja yang bakal ditanggung dan tidak. Nantinya, biaya yang tidak ditanggung bisa diajukan untuk penerimaan bantuan ke Pemkot Depok."Tapi, biasanya ada komunitas pejuang hati di RSCM yang bisa mencarikan donatur," ujarnya.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Depok Eti Rohati mengatakan pihaknya akan menjamin kebutuhan susu Naura, sampai pertumbuhannya membaik. "Belum bisa intervensi medis. Baru sekedar menyumbang susu Naura," ujarnya.

IMAM HAMDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.