TEMPO.CO, Jakarta - Proyek mass rapid transit (MRT) Lebak Bulus-Dukuh Atas diperkirakan bakal beroperasi pada Maret 2019. Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, hingga saat ini, delapan paket pekerjaan masih berjalan sesuai dengan jadwal.
Perusahaan itu menargetkan menyelesaikan 93 persen pekerjaan pada Desember mendatang. "Kereta sudah mulai dibuat di Jepang dan datang pada awal tahun depan," kata William di kantor Tempo, Jumat, 12 Mei 2017.
Baca Juga:
Setelah itu, kata William, akan ada integration test. "Trial run mulai Desember pada tahun depan. Pada Maret 2019, kami beroperasi," ujarnya.
Baca: Jokowi: Seluruh Terowongan MRT Jakarta Sudah Tersambung
Menurut William, saat ini, jalur bawah tanah di proyek MRT sudah tersambung semua. Sedangkan di jalur melayang, kata dia, ada masalah pembebasan lahan. "Tapi semua sudah selesai pada tahun lalu, tersisa tiga titik saat ini. Selain itu, percepatan pembangunan di elevated kini dua kali daripada di underground," ucapnya.
Adapun tiga titik yang masih belum bisa dibebaskan, kata William, ada di sebelah selatan ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, yang merupakan bakal Stasiun Haji Nawi. "Kami terpaksa memodifikasi desain agar pekerjaan tak terhenti," tuturnya.
Menurut William, hal itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan cost lebih mahal. Sebab, kalau tiga titik itu kompromi, seluruh proyek malah bisa terhenti.
Baca: Proyek MRT Nambah Pinjaman Rp 15 Triliun
William menuturkan, pembengkakan di fase pertama pembangunan MRT sebesar Rp 2,54 triliun dari anggaran awal Rp 14 triliun. "Saat ini, kami sedang mengajukan tambahan untuk fase pertama dan anggaran yang dibutuhkan untuk fase kedua Bundaran HI hingga Kampung Bandan," katanya.
Selengkapnya baca di Koran Tempo.
WURAGIL | JH