TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan yang mengadvokasi Ratnaningsih, pasien Puskesmas Ciracas yang melepuh kulitnya setelah minum obat, mengatakan kliennya mendapatkan obat cacar dari Klinik Permata Bunda di kawasan Ciracas. Dokter yang memeriksa menyatakan kliennya terkena cacar air. "Namun setelah meminum obat dari klinik itu kondisi Ratna tetap tidak sembuh luka bakarnya," kata Tigor dalam surat elektronik yang diterima wartawan, Jumat 5 Agustus 2011.
Menurut Tigor, mulanya Ratna berobat di Puskesmas Kecamatan Ciracas karena keluhan sakit panas dingin dan sakit di sekitar matanya. Karena sudah malam, Ratna tidak diperiksa dokter melaikan hanya suster jaga malam. Tanpa menanyakan alergi obat atau tidak, suster itu langsung memberikan obat yang harus diminum tiga kali dalam sehari, dengan hanya berdasarkan keluhan-keluhan Ratna.
Setelah meminum obat dari Puskesmas, kondisi Ratna justru memburuk. Suhu tubuhnya makin tinggi serta muncul bintik-bintik hitam memerah di kedua tangannya. "Bukan itu saja, gatal di matanya juga semakin menjadi," ujarnya.
Dua hari kemudian, pada 25 Juli 2011, kondisi Ratna makin parah karena tubuhnya dipenuhi semacam luka bakar, matanya tidak bisa dibuka lagi dan diseluruh mulutnya dipenuhi luka. Melihat kondisi seperti itu, keluarganya membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah di Pasar Rebo, Rumah Sakit Polri, Kramat Jati dan Rumah Sakit Umum Daerah Budi Asih, "Tetapi semua rumah sakit itu menolaknya."
Ratna dibawa ke Rumah Sakit UKI. Di rumah sakit itu kembali didiagnosa berbeda dengan dua tempat berobat sebelumnya. Dokter kali ini mendiagnosa dirinya mengalami alergi obat. Ia pun dirawat di situ di ruang Edelweis kamar nomor 3.
ARYANI KRISTANTI