TEMPO.CO, Jakarta -
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mencoba berpidato dengan menggunakan bahasa Betawi saat memberikan sambutan menyambut hari jadi Kota Jakarta ke 486. "Babe-babe, encang-encing, izinin aye pidato gunain bahase Betawi. Aye mohon maap ame para tokoh Betawi kalau bahase aye campur. Karena kurang pas logatnya eh logatnye," kata Jokowi saat berdiri di podium, di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 22 Juni 2013
Ucapan Jokowi itu spontan mengundang tepuk tangan dari peserta upacara. "Niari, berkat rohman rohim Nyang Kuase, kite ngadain Apel Pegawe buat peringetin jaarig alias HUT ke-486, Kota Jakarta," kata Jokowi yang mengenakan pakaian adat ujung serong. Hari ini memang bertepatan dengan ulang tahun Ibu Kota.
Berpidato dengan bahasa Betawi ini baru pertama kali dilakukan Jokowi. Karena itu dia memiliki alasan untuk menjajal kemampuannya menggunakan bahasa warga asli Ibu Kota itu. "Kan belum pernah, momennya juga tepat," kata Jokowi usai upacara.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan pemerintah mengadakan syukuran berupa berbagai kegiatan di berbagai tempat di Ibu Kota. "Nyang tujuannye ngebangkitin semangat warga buat mencintai dan pegang rol lebih aktif dalem pembangunan Kota Jakarta," ujarnya.
Jokowi juga berharap Jakarta bisa berkembang dan sejajar dengan kota-kota besar lain di dunia. Untuk itu seluruh masyarakat perlu bekerja bersama membangun Ibu Kota. Dia juga meminta para pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berlaku lebih disiplin, tertib, taat aturan, memelihara kebersihan dan lingkungan.
ANGGRITA DESYANI