TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa tabrakan antara kereta api jurusan Serpong-Tanah Abang dan truk pembawa BBM menimbulkan ledakan yang cukup besar. Ledakan itu juga membuat api berkobar sangat besar. Bahkan, radiasi akibat kobaran api itu sampai menghanguskan sepeda motor.
Menurut Marantina, saksi mata yang juga penumpang kereta itu, dia sempat melihat satu unit sepeda motor melintas di jalan raya. Lokasi jalan itu sendiri tak jauh dari lokasi kobaran api dari truk bensin tersebut. Saking panasnya, kata dia, sepeda motor itu akhirnya ikut terbakar akibat terkena radiasi kobaran api tersebut. “Tadi ada motor lewat lalu terbakar tepat di samping kobaran api. Untung pengemudinya bisa menyelamatkan diri,” katanya.
Marantina merupakan penumpang nahas itu. Dia mengaku berangkat dari Stasiun Pondok Ranji sekitar pukul 11.15 dan duduk di gerbong khusus perempuan di bagian paling belakang. Saat itu, kondisi kereta cukup lengang dan tidak penuh penumpang.
Sekitar 15 menit kemudian, dia merasakan kereta api yang dia tumpangi berhenti mendadak. Tak lama setelah itu, terdengar suara ledakan yang cukup keras. Petugas kereta api pun bergerak cepat untuk membuka pintu darurat dan menginstruksikan penumpang untuk keluar. Warga yang berada di sekitar lokasi pun ikut berteriak untuk memberitahukan bahwa kereta itu mengalami kecelakaan.
“Warga teriak-teriak bilang apinya besar sekali di depan,” kata dia. Penumpang yang awalnya tertib saat turun tiba-tiba menjadi panik karena teriakan warga tersebut. Mereka berebut untuk bisa sesegera mungkin menyelamatkan diri. Beruntung, mereka semua bisa menyelamatkan diri. “Di gerbong-gerbong depan ada penumpang yang keluar lewat jendela,” katanya.
Marantina lalu melihat warga sekitar langsung mendekat untuk mencoba menolong para penumpang yang sebagian mengalami luka-luka. Sekitar 10 menit kemudian, petugas kepolisian dan aparat pemadam kebakaran tiba di lokasi kecelakaan. Mereka langsung mencoba memadamkan api dan menyelamatkan para korban.
Dia mengaku tidak sempat membantu korban lainnya menyelamatkan diri. Dia khawatir akan terjadi ledakan susulan mengingat kobaran yang sangat besar. “Menyeramkan sekali, apinya juga sangat besar, jadi banyak juga penumpang yang takut mendekat dan tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Meski mengalami hal yang tidak menyenangkan, Marantina mengaku masih tetap akan menggunakan kereta api. Menurut dia, moda transportasi itu paling cepat untuk mengantarnya ke tempat tujuan dan bebas macet. Dia pun mengaku kesal dengan ulah pengguna jalan lainnya yang kerap tak sabar dan suka menerobos perlintasan kereta api.
DIMAS SIREGAR
Berita terkait
Polisi: KNKT Selidiki Tabrakan Kereta Bintaro
Tabrakan Kereta Bintaro, Sopir Tangki Maksa Melintas ?
Ini Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987
Insiden Kereta Bintaro, Pertamina Cek Truk Tangki