TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membangun ulang halte Transjakarta. Ia ingin halte Transjakarta menjadi dua lantai. "Saya ingin ada pedagang kaki lima di halte," katanya di Pasar Taman Puring, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Oktober 2015.
Ahok akan menempatkan pedagang di lantai satu halte, sementara tempat menunggu busnya ada di lantai dua. "Penumpang begitu turun ke lantai satu bisa beli jajanan," ucapnya. Tujuannya, agar tak ada lagi pedagang yang berjualan di trotoar-trotoar sempit.
Namun Ahok memperbolehkan pedagang berjualan di trotoar yang lebar. "Kalau lebarnya 9 meter, boleh berjualan, seperti di Jalan Orchad, Singapura," ujarnya. Karena itu, ia akan melebarkan trotoar di Jalan Sudirman dan Thamrin agar pedagang bisa berjualan.
Tak hanya berniat membuat halte Transjakarta menjadi dua lantai, ia juga akan membuat jembatan penghubung antarrumah susun. Sama seperti halte, jembatan ini akan diisi pedagang kaki lima. Konsepnya mengadopsi jembatan penghubung di Mal Pondok Indah.
Untuk membangun jembatan seperti itu, ia tengah menyusun dasar hukumnya. "Kenapa kita enggak boleh bikin jembatan penyeberangan buat PKL seperti di PIM? Boleh enggak kami ubah peraturan? Boleh. Yang enggak boleh diubah itu kitab suci, Bos," tuturnya.
Selain itu, Ahok menyatakan banyak kios di pasar-pasar Jakarta, terutama di lantai dua ke atas, sepi karena konsepnya salah. Seharusnya pasar meniru Mal Blok M, yang parkirannya ada di lantai atas. "Jadi kios yang di lantai atas tidak sepi."
Karena itu, ia akan membongkar semua pasar dan mengubahnya menjadi kawasan terpadu. Isinya, selain pasar, ada hunian. "Kami akan bangun di Pasar Blok G Tanah Abang," ucapnya.
ERWAN HERMAWAN