TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ivan Haz, meminta izin pemeriksaannya ditunda hingga pekan depan karena alasan pekerjaan. "Ivan enggak jadi datang karena ada urusan kerjaan, minta diundur seminggu lagi," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti di kantornya, Selasa, 23 Februari 2016.
Ivan seharusnya memenuhi panggilan pemeriksaan ke Polda Metro Jaya hari ini. Pemanggilan tersebut sehubungan dengan penetapan Ivan sebagai tersangka atas tuduhan penganiayaan terhadap pembantunya. "Yang bersangkutan harusnya jam 10 datang dipanggil sebagai tersangka," kata Krishna.
Krishna berujar, hari ini Ivan memiliki agenda pemeriksaan. Jika pemanggilan hari ini tidak dipenuhi, akan dilakukan pemanggilan kedua, pemanggilan ketiga, disertai surat perintah penangkapan.
Ivan Haz adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dilaporkan pembantunya atas tuduhan penganiayaan pada Oktober tahun lalu. Selain tindak kekerasan, Ivan juga dilaporkan tidak pernah membayar gaji Toipah, pembantunya.
Menurut Ivan, penahanan gaji tersebut merupakan permintaan Toipah sendiri karena kontrak kerja Toipah, yang seharusnya berlaku satu tahun, diperpendek menjadi lima bulan saja.
Selama ini Toipah selalu memintanya untuk mentransfer uang gaji kepada paman Toipah di kampung halaman. Namun Ivan mengaku kasihan apabila Toipah tidak memegang uang, sehingga ia memberikan Toipah gaji mingguan dengan syarat Toipah harus bekerja dengan baik.
Dengan alasan tak bisa menjaga putranya, Ivan menghentikan kontrak Toipah. Padahal, kata Ivan, Toipah meminta Ivan merapel gajinya dan memberikannya pada akhir masa kerja. Namun Toipah sudah terlebih dulu kabur.
Keterangan Ivan bertolak belakang dengan pengakuan pembantu 20 tahun tersebut. Menurut Toipah, setiap hari ia dan tiga pembantu lain mendapatkan perlakuan tidak baik dari Ivan dan istrinya. Selain mendapat jatah makan sehari sekali, Toipah mengaku gajinya ditahan oleh Ivan selama sebulan tanpa alasan.
Hingga puncaknya Toipah mengaku mengalami tindak kekerasan dari Ivan berupa tendangan, pukulan, dan dihantam menggunakan kaleng botol obat nyamuk, yang membuatnya kabur dari apartemen Ivan di kawasan Ascott dengan melompat pagar. Toipah melaporkan kasus dugaan kekerasan ini ke Polda Metro Jaya.
Polda Metro Jaya membuat surat permohonan izin pemeriksaan anggota DPR Ivan Haz kepada Presiden Joko Widodo melalui Mabes Polri. Surat tersebut berisi permintaan izin memeriksa Ivan dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap pembantu rumah tangganya. "Presiden sudah menerbitkan surat persetujuan untuk menyelidiki yang bersangkutan. Kami jalan terus untuk kasus ini," tutur Krishna.
GHOIDA RAHMAH