TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra, menjadi khatib salat Jumat di Masjid Nurul Iman, Jakarta Selatan.
Pria yang berprofesi sebagai pengacara ini berdiri di depan mimbar seusai azan berkumandang pada pukul 12.00 WIB. Sekitar 30 menit, Yusril memulai khotbahnya dengan mengucap beberapa surat pendek dalam Al-Quran.
Kemudian, ia mulai membahas tentang iman kepada Allah dan hari akhir. "Iman kepada Allah menyadarkan kita bahwa hidup ini ada awal dan akhir. Awal kehidupan kita jalani, suatu ketika ada akhirnya. Tapi akhir kehidupan itu bukan diartikan akhir segalanya," katanya.
Baca Juga: Ahok di Acara Peluncuran Buku Mega, PDIP: Tak Terkait Pilkada DKI 2017
Yusril melanjutkan, tanpa iman kepada hari akhir maka perbedaan antara kebaikan dan kejahatan kadang menjadi tidak jelas. Pada kenyataannya, orang baik tidak selalu bernasib baik, dan orang jahat tidak selalu bernasib malang. "Orang baik ada yang jadi susah dengan kebaikannya."
Ia menuturkan, beriman kepada Allah dibuktikan dengan amal soleh yang dilaksanakan semata-mata dengan niat dan harus menjadi landasan. Sebab, orang tidak bisa ikhlas melakukan sesuatu bila mengharapkan balasan. "Padahal dalam agama disuruh melakukan kebaikan semata-mata cari ridho Allah," ucapnya.
Yusril melanjutkan, orang berbuat baik bisa saja lupa dengan kebaikan orang lain. Maka, ia menyarankan kepada jemaah agar tidak perlu marah-marah karena berbuat baik itu bukan demi orang lain. "Apabila kita menerima kebaikan orang lain, maka ingat-ingatlah kebaikan itu," kata Yusril. "Tapi apabila kita berbuat baik pada orang lain, maka lupakanlah. Cara seperti itu dapat memberikan ketentraman batin."
FRISKI RIANA