TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana alias Lulung mengeluhkan gaya berkomunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Padahal, menurut Lulung, komunikasi merupakan salah satu faktor penting untuk menjalankan program pemerintah.
Lulung mengatakan banyak program yang sebenarnya bisa berjalan dengan baik jika Ahok menjalin komunikasi yang baik. Bukan hanya dengan warga, tapi juga dengan pejabat pemerintah lain. "Ini kita lihat Pak Gubernur kurang mau berkomunikasi dengan warga, tapi lebih sering komunikasi dengan pengusaha," katanya di Jakarta, Jumat, 29 April 2016.
Soal kemacetan, misalnya, politikus Partai Persatuan Pembangunan ini mengatakan perlu ada kerja sama, bukan hanya pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat, tapi juga dengan warga. Menurut Lulung, perlu ada kampanye akbar agar masyarakat naik moda angkutan umum. Pasalnya, saat ini keinginan naik kendaraan umum dinilai masih kurang. Lulung bahkan mengaku memiliki konsep tersendiri untuk mengatasi kemacetan.
Selain masalah kemacetan, hal lain yang menjadi sorotan Lulung adalah soal banjir. Menurut dia, program pemerintah DKI saat ini sudah cukup baik. Namun program tersebut tidak dapat berjalan sendiri. Pasalnya, DKI dialiri banyak sungai, yang berhulu di kota yang berbeda. Karena itu, Lulung mengatakan, seharusnya kerja sama dengan daerah sanggahan ditingkatkan, misalnya dengan Kota Bekasi.
"Bagaimana gubernur harus membangun komunikasi yang baik karena itu bagian dari politik. Dia membangun komunikasi dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) enggak mau, sama rakyatnya saja enggak mau, apalagi sama daerah sanggahan," ujarnya.
Menurut Lulung, pemerintah di daerah-daerah sanggahan sebenarnya sudah mulai mendukung program untuk mengatasi banjir, misalnya pembentukan waduk. Namun komunikasi yang kurang dari Ahok, menurut dia, menyebabkan kerja sama terhambat. "Pemerintah daerah sanggahan sudah dukung, tapi sanggahan males dukung karena gubernurnya. Alasan yang pertama, begitu dah kita udah tahu; yang kedua begitu dah; ketiga, ya, begitu dah," ucapnya.
Gaya komunikasi Ahok yang cenderung meledak-ledak memang mengundang kontroversi. Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi bahkan baru-baru ini mundur dari kursinya lantaran merasa kinerjanya belum optimal di mata Ahok. Dalam akun Facebook pribadinya, Rustam sempat menyatakan kekecewaannya atas tuduhan Ahok bahwa dia dan Yusril Ihza Mahendra bersekongkol dalam penertiban di kawasan Jakarta Utara.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI