TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan akan terus menekan harga daging di Jakarta hingga Rp 80-85 ribu per kilogram. Dari semua jenis daging, pemerintah DKI akan mematoknya dengan harga rata-rata.
Rencananya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan harga khusus bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan akan direalisasi tahun depan. "Malahan kami akan menjual Rp 35 ribu per kilogram untuk pemegang KJP," katanya di Balai Kota, Senin, 9 Mei 2016.
Selain itu, untuk menjaga stabilitas harga daging, pemerintah DKI tidak akan menekan impor daging sapi. Menurut Ahok, sejauh ini pasokan daging sapi Jakarta belum mencukupi.
"Justru kalau impor kamu buka-tutup, itu ada peluang permainan. Jadi enggak boleh ada buka-tutup impor. Kan harga sapi sekarang naik-turun," tuturnya.
Menurut Ahok, buka-tutup impor menyebabkan masyarakat tidak memiliki kepastian mendapatkan daging impor di pasar. Dengan begitu, tidak ada yang berani memesan daging dari Selandia Baru saat harganya murah.
"Kalau kamu buka langsung, tidak akan ada gonjang-ganjing kok. Kamu kalau pakai kuota-kuotaan, pasti akan ada permainan," katanya.
Meskipun tidak membatasi kuota impor, Ahok mengatakan membeli daging lokal menjadi suatu kewajiban bagi pemerintah. Pemerintah DKI menjamin akan membeli daging lokal tersebut.
Kenyataannya, kata Ahok, persediaan sapi masih kurang dan perlu impor. "Impor ini hanya senjata untuk siap-siap agar tidak dimainkan pedagang, itu saja sebenarnya," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tempo dari situs resmi Kementerian Perdagangan, harga daging per Senin, 9 Mei 2016, masih di atas Rp 100 ribu per kilogram. Bahkan harga tersebut cenderung naik dari harga kemarin.
LARISSA HUDA