TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tidak dalam posisi ragu-ragu untuk memutuskan jalan yang akan ia ambil saat pemilihan Gubernur DKI mendatang. Namun Ahok belum mau menyebutkan apakah ia akan maju lewat partai atau non-partai.
Ahok berujar masih perlu membicarakan langkah apa yang akan ia ambil dengan tim relawannya, Teman Ahok. Ahok mengatakan antara dia dan Teman Ahok harus mempertimbangkan keputusan yang paling rasional. "Makanya saya harus ngomong sama mereka. Sekarang untung-ruginya apa," ujarnya di Balai Kota, Selasa, 14 Juni 2016.
Ahok mengatakan akan menerima apa pun hasil akhir dalam perjalanan politiknya, apakah ia harus maju atau tidak dalam pemilihan Gubernur DKI nanti. Bahkan Ahok mengatakan istrinya justru senang jika Ahok batal melangkahkan kakinya menuju DKI-1.
"Kalau istilah istri saya, kalau enggak bisa ikut nyalon, bagus dong. Happy exit dong. Jadi saya berhenti dengan baik kan," tuturnya.
Bahkan Ahok mengatakan siap jika tidak lagi terpilih menjadi gubernur. Pasalnya, ia pernah beberapa kali merasakan berhenti dari jabatannya. Ia pernah berhenti menjadi pejabat setelah menjadi Bupati Belitung Timur selama 16 bulan, kemudian berhenti setelah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Belitung Timur selama tujuh bulan.
"Aku sudah biasa. Mau berhenti di tengah jalan, aku sudah biasa-biasa aja. Yang penting, selama kerja, saya kerjain yang terbaik," ucapnya.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Ssst…Inilah Elemen Rahasia Penentu Calon Juara Euro 2016
Begini Asal Usul Hooligan Rusia Versus Inggris