TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah meminta Dinas Kesehatan Jakarta untuk menindaklanjuti beredarnya kabar terkait dengan vaksin palsu.
Ia mengaku mendapat informasi bahwa vaksin palsu itu beredar di empat rumah sakit di Jakarta. "Biar Dinas Kesehatan yang urus. Ada empat rumah sakit malah," katanya di Balai Kota Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto sudah menginstruksikan jajarannya agar mengecek vaksin-vaksin yang tersedia di setiap rumah sakit, tak terkecuali swasta dan klinik umum yang buka 24 jam. BACA: Pembuat Vaksin Palsu Punya Rumah RP 6 Milir
"Sudah kami instruksikan untuk memeriksa vaksin-vaksin tersebut," kata Koesmedi melalui sambungan telepon kepada Tempo, Senin siang, 27 Juni 2016.
Koesmadi mengatakan, pihaknya menjamin puskesmas, klinik, dan rumah sakit milik pemerintah aman dari vaksin palsu. Sebabnya, kata dia, vaksin-vaksin tersebut dipasok langsung dari Kementerian Kesehatan.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir terkait dengan kasus vaksin palsu yang tengah marak belakangan ini. "Tenang saja. Vaksin di puskesmas aman," ujarnya.
Dia mengaku, sampai saat ini, belum mengetahui apakah ada temuan mengenai beredarnya vaksin palsu di Jakarta. Ia juga tidak mengetahui empat rumah sakit di Jakarta yang disebut kepolisian, memasok vaksin palsu. "Kami belum tahu."
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal Agung Setya mengungkapkan sudah ada tiga tersangka baru dalam kasus vaksin palsu. Sebelumnya, polisi menangkap sepuluh orang. Kini, tersangka pengedar dan pembuatnya berjumlah 13 orang.
Dia menyebutkan, 13 tersangka terbagi atas 5 pelaku berperan sebagai produsen atau pembuat, 2 pengumpul botol, 2 orang yang menyiapkan label kemasan vaksin, dan 4 distributor yang memasok ke empat rumah sakit di Jakarta. Agung sendiri enggan menyebutkan nama-nama rumah sakit tersebut.
FRISKI RIANA