TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan tidak berminat diusung sebagai calon gubernur pada pilkada DKI Jakarta. Meskipun ada partai politik yang ingin meminang untuk dicalonkan, Risma tetap bergeming.
“Ndaklah, aku ndak pingin. Aku juga gak pingin ke sana (Jakarta) sebetulnya,” kata Risma sambil tersenyum di Balai Kota Surabaya, Kamis, 18 Agustus 2016.
Risma berujar tidak menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra yang sempat ingin menduetkan dengan Sandiaga Uno. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu mengaku hanya ingin bekerja dan bekerja. “Masak aku wajahku kelihatan bohong, heran aku,” kata Risma sambil tertawa.
Risma sejak awal memang menyatakan penolakannya dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta. Risma mengatakan pada saatnya akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menyampaikan keinginannya agar tetap di Surabaya.
Namun, Risma membantah kepergiannya ke Jakarta pada Kamis sore kemarin karena menemui Mega. Menurut dia, ada urusan dinas di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sampai Jumat siang, 19 Agustus 2016.
Meski dua hari di Jakarta, tapi Risma memastikan tidak ada jadwal bertemu dengan Megawati karena tidak ada janji sebelumnya. “Gak lah, kalau aku ketemu Ibu (Megawati) pasti janjian. Karena kalau aku ke sana pasti Ibu nyempet-nyempetin meskipun repot. Tapi kalau tidak janjian ya tidak bisa ketemu,” katanya.
Risma mengaku selalu berkomunikasi dengan Megawati. Namun, kata dia, yang dibahas hanya masalah ringan-ringan saja, seperti persoalan taman. Risma berujar taman di Keputih, Surabaya, dibantu pengerjaannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum berkat Megawati.
Menurut Risma, Megawati ingin menjadikan kawasan Keputih sebagai kebun raya. “Bu Mega itu kan Ketua Ikatan Kebun Raya se-Asia Pasifik dan beliau mau membantu tanaman di Keputih,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH