TEMPO.CO, Jakarta - Muklis, 64 tahun, pengemis asal Padang, membawa uang lebih dari Rp 90 juta. Pria bertubuh kumal itu digelandang petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan saat sedang mengemis di bawah jalan layang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursidin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016, menyebutkan Muklis mendapatkan uang itu dari hasil mengemis selama enam tahun di Jakarta. "Menurut pengakuannya, uang sebanyak itu merupakan hasil jerih payahnya selama enam tahun. Dia menargetkan uang Rp 150 juta, jadi masih kurang Rp 60 juta lagi untuk dibawa pulang," ujar Mursidin.
Ketika dilakukan penjangkauan, kata dia, petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) melihat Muklis tampak tidak membawa uang. Namun, setelah digeledah, ternyata terdapat uang pecahan Rp 100 ribu mencapai Rp 80 juta. Sedangkan uang Rp 10 juta sisanya terdiri atas pecahan Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp 250 ribu.
"Uangnya disimpan di celana yang banyak kantongnya. Celana yang dipakai dobel tiga. Ketiga celana mempunyai banyak kantong. Setiap kantong terisi uang," kata Mursidin.
Ketika ditanya petugas mengenai jumlah pecahan Rp 100 ribu yang banyak, Muklis mengaku, setiap mengumpulkan uang Rp 1-2 juta, dia menukarkannya ke bank.
Petugas awalnya meragukan uang itu hasil mengemis dan curiga itu merupakan uang hasil tindak kriminal, seperti mencuri. Namun Mukhlis marah dan mengatakan bahwa dia akan memperkarakan petugas ke polisi karena uang itu bukan hasil tindak kriminal.
"Meskipun berhasil mengumpulkan uang sampai Rp 90 juta, Muklis tidak mengakui untuk keperluan apa uang tersebut. Sekarang Muklis sudah dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat," tutur Mursidin.
Ia mengatakan uang itu tetap menjadi milik Muklis. Namun pihaknya akan melakukan pembinaan lebih dulu di panti karena yang bersangkutan menjadi pengemis di Jakarta.
Dengan terjaringnya Muklis, dia mengingatkan warga Jakarta untuk lebih cerdas dalam memberikan sumbangan. "Ini juga perhatian untuk warga DKI agar tidak memberi dalam bentuk apa pun di jalan karena sudah banyak modus peminta-minta," ucapnya.
ANTARA