TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan bahwa modus perampokan maut di SPBU Daan Mogot, Jumat lalu memang kerap digunakan oleh para perampok. Mereka, kata Rikwanto, kerap mengincar para nasabah bank yang baru mengambil uang.
"Modusnya dari tahun ke tahun hampir mirip yaitu mengikuti, menandai sejak dari bank, terutama kemudian menandai mobilnya," kata Rikwanto saat ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 Juni 2017.
Rikwanto mwnuturkan, setelah menandai mobil korban, pelaku kemudian menusukkan paku khusus pada ban mobil korban. "Supaya diperkirakan dalam jarak tertentu dia akan kempes. Waktu kempes itulah pemiliknya turun dan dilakukan pencurian dan kekerasan. Yang dilakukan di Daan Mogot seperti itu," ujarnya.
Baca: Detik-detik Perampokan Maut di SPBU Daan Mogot
Untuk mengantisipasi tertimpa peristiwa seperti itu, Rikwanto mengimbau masyarakat untuk meminta pengawalan polisi jika akan bertransaksi uang dengan jumlah banyak di bank. "Kami berikan pengawalan gratis. Bisa dari Polsek, polres atau Polda," kata Rikwanto. Ia meminta para nasabah bank yang hendak membawa uang dalam jumlah besar untuk menghubungi nomor kepolisian setempat, meminta pengawalan sampai tuntas dan, kata dia, tidak ada biaya apapun untuk itu. "Jangan beranggapan biasanya aman atau biasanya tak ada apa-apa. Anda sedang dalam incaran mereka," kata Rikwanto.
INGE KLARA SAFITRI