Satpol PP Pakai Pendekatan Personal dalam Operasi Preman
Kamis, 10 Juni 2010 16:00 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam operasi penertiban preman yang akan dilaksanakan pada pekan depan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akan menggunakan metode pendekatan personal.
“Itu akan disampaikan pada rapat koordinasi terakhir besok (11/6),” kata Kepala Satpol PP, Effendi Anas, kepada Tempo, hari ini.
Effendi menjelaskan, jika saat penertiban, ada preman yang melakukan perbuatan premanisme, Effendi mengatakan pihaknya akan langsung menahannya. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” ujarnya.
Dia melanjutkan, jika preman tidak melakukan kekerasan saat penertiban, aparat akan sekadar mengamankan. “Namun, jika melakukan tindak kriminal, kami akan tahan langsung,” kata Effendi.
Mengenai bagaimana cara aparat menertibkannya, Effendi tidak ingin menjawab lebih lanjut. “Itu ada seninya. Besok kami jelaskan di rapat,” katanya.
Satpol PP, ujar Effendi, akan menurunkan sekitar 500 sampai 670 personil. Jumlah itu akan tersebar ke 15 titik penertiban preman di lima wilayah di Jakarta. Effendi masih enggan menyebutkan ke -15 titik tersebut.
“Jangan dululah. Nanti (preman) pada kabur,” ujarnya tertawa.
Effendi pun tidak ingin menyebutkan jumlah keseluruhan personil yang akan dikirim Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan kepolisian. “Meski saya punya perkiraannya, saya tidak ingin menyebutnya sekarang,” katanya.
Menurut Effendi, pelaksanaan penertiban preman akan berlangsung selama satu bulan, dimulai pada 14 Juni hingga 14 Juli. “Satu bulan penuh,” katanya. Setelah melakukan rapat koordinasi terakhir dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Effendi akan segera membuat laporan dan mengirimkannya ke Gubernur DKI Jakarta.
SUTJI DECILYA