Seorang anak bermain meskipun gelombang ombak tinggi di Pantai Marunda, Jakarta, Jum'at (27/1). Gelombang tinggi yang mencapai antara dua hingga tiga meter selama sepekan terakhir di kawasan pesisir Jakarta berefek pada perekonomian warga setempat, seperti nelayan berhenti melaut dan pedagang-pedagang pinggir pantai yang tidak beroperasi karena hantaman ombak merusak sebagian warung mereka. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang laut perairan Kepulauan Seribu sudah normal, yakni sekitar satu meter. Tinggi gelombang ini turun dibandingkan ketinggian gelombang pada pekan sebelumnya yang mencapai 4 meter dan disusul bencana puting beliung di Kepulauan Seribu Utara.
"Sekarang sekitar satu meter," kata Kepala Subdirektorat Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sugarin saat dihubungi Tempo, Senin 30 Januari 2012.
Sugarin mengatakan gelombang tinggi yang sempat terjadi di perairan ini merupakan dampak putaran angin bertekanan rendah sebelah barat Australia. "Sekarang sudah berubah menjadi badai tropis Iggy," katanya.
Akibatnya, gelombang tinggi yang harus diwaspadai justru akan terjadi di perairan selatan Jawa, perairan selatan Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta laut Banda dan Arafuru. "Ketinggian gelombang di sini bisa mencapai 4 meter," katanya.
Sugarin mengatakan tinggi gelombang di perairan Kepulauan Seribu sudah normal. Nelayan sudah diperbolehkan melaut. Rabu pekan lalu angin puting beliung sempat memorakporandakan tak kurang dari 499 rumah di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua. Sehari kemudian angin kencang juga menerbangkan 30 atap rumah warga di Pulau Untung Jawa.
Akibat peristiwa itu sekitar 2.600 warga terpaksa mengungsi. Pengiriman bantuan logistik juga sempat tertunda hingga 2 x 24 jam. Gelombang setinggi 4 meter di perairan ini tidak memungkinkan kapal pengirim bantuan untuk berlayar. Adapun rencana pengiriman bantuan lewat udara dibatalkan karena helikopter milik Angkatan Udara sedang dipakai.