TEMPO.CO, Jakarta - Suasana sedih menyelimuti keluarga Stanley Ayweno, korban tewas dalam bentrok di rumah duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat, pada Kamis dini hari, 23 Februari 2012. Stanley bersama Ricky Tutuboy tewas ketika hendak melayat di rumah duka dan tiba-tiba diserang sekelompok orang.
Bagaimana keseharian Stanley? Di antara keluarga ataupun tetangganya Stanley Ayweno dikenal sebagai sosok yang ditakuti. "Orangnya serem," kata Siti Masni, ibu mertua Stanley. Namun, Stanley terkenal pula humoris. "Suka bercanda juga."
Masni menambahkan menantunya bekerja sebagai satpam. "Dia pergi malam, pulang pagi. Pakai baju satpam."
Soal profesi Stanley ini berbeda dengan penuturan Sumiyati, istri Stanley. Menurut dia, suaminya bekerja sebagai penagih utang. "Dia debt-collector," ucapnya singkat. Baik Masni maupun Sumiyati mengaku tak tahu nama perusahaan tempat Stanley bekerja.
Stanley bersama istri satu anak, bernama Brian, serta tiga keponakannya tinggal di Kramat Pulo RT 04 RW 03. Ia mengontrak kamar Rp 600 ribu per bulan.
Masni terus-menerus menyebut sosok Stanley sebagai orang baik. "Baik banget, disuruh orang tua menurut," tuturnya. Sebelumnya, kata dia, Stanley tak pernah terlibat keributan. "Enggak pernah."
Menurut Masni, Stanley tak pernah main pukul pada keluarga. Stanley biasa nongkrong di Hotel Harapan Jaya, dekat kontrakan mereka. Masni sendiri terakhir bertemu Stanley malam kemarin. "Dia bilang mau kondangan," ucap Masni.
Tengah malam kemarin Stanley pamit pada istrinya. Ia bilang akan menjenguk teman. Malang, kabar buruk diterima Masni pukul enam pagi tadi. Stanley sudah berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dalam keadaan tak bernyawa. "Dapat kabar dia RSCM tapi sudah enggak ada," kata Masni.
