"Misalnya ada yang ngerokok, minum alkohol, naik motor kebut-kebutan tidak mau pakai helm," kata Ahok--begitu Basuki biasa disapa--di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Maret 2013. "Kami bisa bikin aturan, kalau kamu bandel, kalau sakit ada apa-apa, urus sendiri uangnya," Ahok menambahkan. Ia menyebut usaha ini sebagai bagian dari pendidikan agar masyarakat hidup sehat.
Untuk mendukung program preventif ini, Ahok mengatakan amat mengandalkan peran dokter keluarga. Pemerintah DKI Jakarta sedang menjajaki kerja sama dengan Persatuan Dokter Umum Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk meluncurkan program ini. Dengan aktifnya para dokter keluarga mendatangi rumah-rumah warga, dokter diharapkan mengetahui gaya hidup masyarakat. "Dokter bisa mengajukan kepada kami kalau memang warganya bandel, nanti akan ketahuan kan siapa yang perlu kami bina," ujar Ahok.
Dengan pemetaan gaya hidup masyarakat, Ahok berharap sosialisasi dan pembinaan kesehatan masyarakat dengan tindakan preventif dan promotif dapat tepat sasaran. "Nanti dilakukan oleh dinas, ya lurah, RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh agama. Kami akan turun ke bawah," kata dia.
Ahok berharap dengan program ini setiap warga di DKI dapat menjaga kesehatan, dengan sosialisasi hidup sehat. Kelak masing-masing warga juga punya dokter keluarga yang bisa mereka hubungi. "Jadi kalau pusing jangan ke toko warteg beli obat cap singa. Tinggal datang ke dokter yang terdekat dengan rumah mereka," kata Basuki.