TEMPO.CO, Jakarta - Yetty Nurdiati sedang duduk di atas motor menunggu putri bungsunya yang berusia 5 tahun keluar dari sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dahlia, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timu. Saat dia baru saja memanggil anaknya untuk diajak pulang, Yetty mendengar suara letusan senjata api.
"Intan, pulang ayo. Terus gak lama gurunya bukain pintu. Terus ada letusan, letusan itu mengenai pelipis mata (kiri) saya," ungkap Yetty yang ditemui di kediaman orangtuanya, pada Kamis, 19 September 2024.
Setelah peluru pertama melukai pelipis mata Yetty, ia mendengar bunyi letusan susulan sebanyak dua kali. "Letusan (peluru) itu mantul ke tembok sekolah seberang. Terus gak lama lagi langsung letusan kedua. Terus ada lagi letusan ketiga, tapi saya sempat ngeles (menghindar)," ujar perempuan berusia 40 tahun itu.
Mendadak pandangannya kabur, kepala nyeri nyut-nyutan. Yetty langsung meminta pertolongan dan masuk ke tempat anaknya bersekolah, di Jalan Kampung Baru I, Ciracas, Jakarta Timur. "Saya teriak-teriak, 'Bu tolong saya, saya kena tembak'," kata Yetty.
Dengan dibonceng sepeda motor, Yetty dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas yang berjarak sekitar 1 KM dari tempat kejadian perkara (TKP). Yetty mengaku terkejut dengan hasil pemeriksaan yang menunjukkan ia hipertensi. "Karena saya shock juga, (tekanan) darah saya sempat (naik jadi) 200 (mmHg). Langsung gelap itu semua setelah kejadian itu, " jelas Yetty.
Sekitar pukul 14.00 WIB Yetty dipulangkan. Ketika dijumpai di rumahnya pada pukul 18.30, Yetty mengaku masih merasakan sakit di daerah pelipis mata kiri dan pusing kepala.
Pilihan Editor: Seorang Ibu di Ciracas Terluka Terkena Peluru Nyasar