TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum keluarga almarhum dokter Aulia Risma Lestari, Misyal Achmad, menyebutkan ada tiga mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) di Rumah Sakit dr. Kariadi yang akan turut melapor ke polisi. Aulia adalah mahasiswa PPDS Undip yang ditemukan meninggal di kamar kosnya pada 12 Agustus 2024.
Misyal menyatakan ketiganya kini sedang mengurus surat jaminan di Kementerian Kesehatan serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mereka meminta jaminan agar pendidikannya tak terhambat. "Sedang minta jaminan Kemendikbud berupa surat atas nama dia bahwa pendidikannya tak akan terhambat. Kemduian dari Kemenkes," kata Misyal, Kamis, 19 September 2024.
Menurut dia, tiga mahasiswa itu merupakan teman seangkatan mendiang Aulia di PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Undip. "Teman seangkatan, yang dua sudah mengundurkan diri," ujar dia.
Sebelumnya, keluarga Aulia telah melaporkan ke Polda Jawa Tengah soal dugaan perundungan yang dialami korban. Polisi telah memeriksa puluhan untuk mengusut laporan tersebut.
Misyal menyebut, tersangka dugaan pemerasan terhadap Aulia akan segera ditetapkan. "Terkait Aulia tak sampai 20 hari akan ada tersangka pemerasan," sebut dia.
Aulia Risma Lestari diduga mengakhiri hidupnya karena tak tahan terhadap perundungan yang dilakukan oleh para seniornya. Ibu Aulia, Nuzmatun Malinah, mengungkapkan Risma kerap bercerita tentang jam belajarnya.
"Dari awal 2022 Risma bercerita jam belajar. Pukul 03.00 dini hari harus sudah di ruang, peralatan sudah siap. Kemudian pulangnya itu pukul 01.00 kadang 01.30," ujar dia sambil berulang kali meneteskan air mata pada Rabu malam, 18 September 2024.
Nuzmatun menyatakan putrinya itu bahkan pernah jatuh ke selokan ketika pulang dari rumah sakit ke kosan dengan mengendarai motor. Peristiwa itu terjadi pada dini hari 25 Agustus 2024. Aulia jatuh terperosok saluran drainase di tepi jalan.
Nuzmatun mengaku sempat melaporkan hal tersebut kepada pimpinan Program Studi Anestesi Fakultas Kedokteran Undip. Akan tetapi jawaban dari pihak FK Undip tak memuaskannya. "Jawabnya bahwa itu adalah untuk melatih mental dalam menghadapi berbagai pasien," tutur dia.
Kematian Aulia Risma ini kemudian membuat Kemenkes dan Kemendikbudristek turun tangan. Alhasil, program PPDS Undip dihentikan sementara waktu. Penelusuran Kemendikbudristek juga menemukan adanya praktek pungutan liar di sana. Mereka menyatakan para dokter junior diminta menyetor uang puluhan juta kepada seniornya.