Pengunjung melihat benda-benda koleksi di Museum Gajah di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan bahwa polisi menemukan kejanggalan ketika beberapa hari lalu penyidik Polres Jakarta Pusat melakukan rekonstruksi mini di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) artefak museum nasional yang hilang. Kejanggalan tersebut adalah tentang kunci lemari artefak.
"Kalau memang dibongkar paksa, harusnya rusak atau pun ada beberapa bagian lemari yang pecah. Namun, (kenyataannya) tidak rusak," kata Rikwanto.
Menurut Rikwanto, ada dua kesimpulan sementara yang didapatkan penyidik. "Memang itu (lemari) tidak dikunci dengan sengaja atau ada kunci duplikat," kata Rikwanto.
Saat ini, penyidik tengah menyusuri mengenai bagaimana pemegangan kunci dan serah terima kunci tersebut. "Juga mengenai kapan waktu artefak tersebut sebenarnya hilang dari lemari penyimpanan," kata Rikwanto.
Polisi telah memeriksa 45 orang saksi, yaitu tim arkeologi, security, kepala rumah tangga, teknisi alarm, teknisi CCTV, dan kepala museum. Dari hasil pemeriksaan tersebut, penyidik memfokuskan kepada beberapa hal, yaitu yang memegang kunci lemari tempat penyimpanan artefak yang hilang dan security yang biasa melakukan penjagaan karena tanggung jawabnya adalah tempat penyimpanan artefak.
Rikwanto mengatakan bahwa penyidik juga tengah menganalisis CCTV yang diduga masih menyala ketika artefak tersebut hilang. Rikwanto menyatakan penyidik juga memeriksa CCTV yang tidak menyala. (Baca: Pencuri Artefak Museum Taklukkan 4 CCTV dan Alarm?)
Sebelumnya diberitakan terjadi pencurian empat artefak di Museum Nasional. Keempat benda yang hilang tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram kuno dan diperkirakan berasal dari ke-10 Masehi. Panjangnya bervariasi anatara 3,5 sentimeter hingga 6,5 sentimeter.
Informasi yang dihimpun, keempat benda itu adalah Lempengan Naga berbentuk serpihan. Lempengan Bulan Sabit Beraksara berbentuk serpihan. Berikutnya Cepuk dan Lempengan Harihara. Kesemuanya disepuh dari emas. (Baca: Museum Gajah Kecurian Empat Artefak Emas)
