Malpraktek Dokter Asing di PIM? Ini Kejanggalan di Klinik  

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 7 Januari 2016 10:22 WIB

Klinik Choropractic First di Pondok Indah Mall 1 tutup usai ramai diberitakan melakukan malapraktik terhadap Allya Siska Nadya, Jakarta, 7 Januari 2016. TEMPO/Arief Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan dari Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) terhadap Klinik First Chiropractic di Pondok Indah Mall pada pukul 14.51, Rabu, 6 Januari 2016. Kunjungan tersebut dalam rangka tindak lanjut atas kabar dugaan malpraktek yang berujung tewasnya Allya Siska Nadya.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Henny Fachruddin mengatakan kunjungan tim gabungan ini dalam tahap investigasi atas kematian Allya. “Untuk sementara belum bisa ambil kesimpulan, besok pun masih ada kelanjutan, bagaimana-bagaimana nanti kami belum bisa keluarkan pernyataan,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 6 Januari 2016.

Dari kunjungan tersebut, tim gabungan mendapatkan sejumlah temuan. Pertama, diketahui bahwa Klinik First Chiropractic tidak memiliki izin. Kedua, tidak adanya papan nama dan jadwal praktek yang terpampang.

BACA: Diduga Malpraktek, Klinik Chiropractic First Tak Berizin

Ketiga, klinik tersebut mempekerjakan dokter asing Randall Cafferty yang sedang bermasalah hukum. Dalam laporan tertulis tim gabungan diketahui bahwa Randall tidak memiliki dokumen sama sekali. Berdasar informasi dari laman Board of Chiropractic Examiners State of California dengan alamat Chiro.ca.gov, Randall sedang diberi sanksi hukuman disiplin selama tiga tahun terhitung sejak 13 Maret 2013 karena tindakan tidak profesional dan tersangka kejahatan.

Keempat, terdapat dokter pengganti Randall dengan nama Marek Magnowski dari Polandia. Kata Henny, pihak klinik tidak dapat menunjukkan dokumen dokter tersebut. “Kami tidak bertemu orangnya, hanya tertulis. Mereka, sih, ngakunya semua dokter Indonesia,” ucapnya. Henny menambahkan, saat berkunjung ke sana, dia tidak melihat keberadaan dokter. “Kata orang yang ada di sana, dokternya sedang makan, entah makan di mana, padahal kami sampai jam 4.”

BACA: Malpraktek, Polisi Segel Klinik Chiropractic

Kelima, tim gabungan juga menemukan rekam medis yang tersimpan di dalam lemari bersamaan dengan alat kebersihan, seperti sapu, lap, ember, dan kain pel. Keenam, merujuk keterangan keluarga pasien yang sedang berobat, para dokter di klinik tersebut tidak bisa berbahasa Indonesia.

Ketujuh, tempat praktek menggunakan tirai yang tertutup rapat dari atas sampai bawah. Menurut Henny, tirai seharusnya terbuka 20 sentimeter dari atas ke bawah. Kedelapan, pada semua rekam medis tidak ada tanda tangan atau paraf dokter pemeriksa. Terakhir, diketahui klinik tersebut memiliki enam cabang di Jakarta dengan kantor pusat di Singapura.

Allya Siska Nadya meninggal beberapa jam setelah perawatan di Klinik Chiropractic pada 6 Agustus 2015. Keluarga kemudian melaporkan kejadian ini ke Polda Metro Jaya pada 12 Agustus 2015.

BACA: Polisi Kesulitan Usut Malpraktik Chiropractic pada Allya

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

1 hari lalu

Bidan Diduga Malpraktik Viral di Medsos, Polres Prabumulih Lakukan Penyelidikan

Polres Prabumulih sudah melakukan penyelidikan soal dugaan malpraktik seorang bidan yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

24 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

54 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

3 Maret 2024

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

3 Maret 2024

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Staf Tuding CNN Jadi Corong Israel dalam Genosida Gaza: Ini Malpraktik Jurnalistik!

5 Februari 2024

Staf Tuding CNN Jadi Corong Israel dalam Genosida Gaza: Ini Malpraktik Jurnalistik!

CNN menghadapi reaksi keras dari stafnya sendiri atas kebijakan editorial yang menurut mereka hanya menjadi corong propaganda Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

3 Januari 2024

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

RSHS Bandung Buka Suara Usai Viral Pasien Cabut Gigi Bungsu Meninggal

16 Desember 2023

RSHS Bandung Buka Suara Usai Viral Pasien Cabut Gigi Bungsu Meninggal

Seorang warga menuding terjadi malpraktik hingga menewaskan pasien di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung.

Baca Selengkapnya