TEMPO.CO , Jakarta - Tak mau kalah dengan layanan trasportasi berbasis online, seperti Go-Jek, Unit Angkutan Lingkungan Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta meluncurkan aplikasi pemesanan bajaj berwarna biru. Aplikasi yang sudah bisa diunduh di Play Store tersebut baru akan diluncurkan secara resmi pada 7 Oktober 2015.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan aplikasi pemesanan bajaj ini dibuat untuk meningkatkan pelayanan angkutan lingkungan di Jakarta. "Prioritasnya untuk mempercepat pelayanan," katanya kepada Tempo pada Senin, 28 September 2015. Selain itu, aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan memperluas cakupan pengguna bajaj.
Baca juga:
Kenapa DPRD Minta Gaji Ahok Naik: Supaya Gaji Dewan Naik
Jakarta Kota Terbesar Konsumsi Daging Anjing di Indonesia
Meski aplikasinya sudah dibuat, Organda belum merampungkan kajian mengenai tarif bajaj. “Tarifnya masih kesepakatan (pengemudi dan penumpang) karena soal tarif harus dibahas dengan Dinas Perhubungan,” katanya. Ia mengatakan ada kemungkinan baru tahun depan pihaknya dapat menyelesaikan kajian tersebut. Sebab, bajaj berwarna biru menggunakan bahan bakar gas. Ia berharap perhitungan tarif bajaj dapat terukur seperti taksi.
Shafruhan mengatakan 1.000 pengemudi bajaj sudah dipersiapkan untuk menghadapi terobosan baru ini. Mereka diberi pelatihan untuk menggunakan aplikasi tersebut. Kendala terbesarnya ialah pengemudi bajaj yang belum mahir menggunakan aplikasi. “Sopirnya banyak yang 'gaptek',” katanya. Ia bercerita, sopir bajaj biasanya hanya menggunakan fitur telepon dan pengirim pesan.
Fasilitas yang disediakan Organda saat ini hanya berupa aplikasi. Perlengkapan seperti Bajaj dan ponsel masih menggunakan milik pribadi. “Sementara swasembada sendiri,” katanya. Meski begitu, akan disediakan seragam untuk sopir bajaj sebagai identitas.
VINDRY FLORENTIN