Kemacetan Makin Parah, Warga Depok Siasati dengan Pulang Malam

Selasa, 20 Februari 2018 18:52 WIB

Kota Depok di sekitar kawasan Jalan Margonda Raya, Depok. Kota Depok menempati peringkat kelima kota termacet di Indonesia dengan laju kendaraan 21,4 Km/jam. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Depok – Kemacetan lalu lintas di jalan-jalan utama Kota Depok pada jam pulang kantor terus terjadi. Termasuk kemacetan pada Sabtu dan Minggu. Warga terpaksa membawa kendaraan pribadi, karena angkutan kota tidak nyaman.

Jajang, warga di Citayam, selalu merasakan terjebak macet di Jalan Margonda hingga Jalan Kartini, ketika pulang setelah bekerja di Jakarta.

“Macet selama dua jam. Begini konsekuensinya kalau bawa kendaraan sendiri. Terpaksa, karena mau naik angkutan kota kurang nyaman,” katanya saat ditemui Tempo ketika terjebak kemacetan di Jalan Kartini pada Selasa, 20 Februari 2018.

Baca juga:
Disebut Kota Tak Layak Huni, Wali Kota Depok Sangkal Metodologi
Wali Kota Depok Akan Disomasi karena Dinilai Tak Peduli RTH

Raven, 21 tahun, warga yang tinggal di perumahan Grand Depok City, juga merasakan hal yang sama. Dia kuliah di Jakarta. Setiap pulang dan sampai di Depok pukul 17.00 WIB, selalu terjebak macet di Jalan Margona hingga Jalan Kartini.

Advertising
Advertising

“Saya siasati dengan pulang pukul 21.00 WIB, menghindari macet,” katanya. Raven mengakui lebih baik pulang lebih malam ketimbang harus terjebak dalam kemacetan. “Macetnya itu bikin emosi, kadang saling serobot karena buru-buru pulang,” katanya.

Kemacetan parah selalu terjadi di jalan raya dari Depok menuju Sawangan hingga Parung. Sejak Depok menjadi kota pada 1990-an, jalan ini belum pernah diperlebar. Padahal ratusan perumahan muncul di sepanjang jalan ini.

Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan kondisi tersebut adalah cermin dari buruknya layanan transportasi di Kota Depok.

Masyarakat Depok memilih menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor, ketimbang angkutan umum.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Depok Anton Tofani mengakui wilayahnya miskin jaringan jalan. Ia menuturkan, perbaikan sektor transportasi publik tidak akan berhasil jika sarana dan prasarananya tidak memadai.

“Sekarang transportasi publiknya kita perbaiki, kan kalo jalannya tidak ditambah sama saja,” kata Anton pada Selasa, 20 Februari.

Miskinnya akses jalan, kata dia, dapat terlihat di Jalan Raya Sawangan. Warga dari lima kecamatan (Bojongsari, Sawangan, Limo, Cinere, dan Pancoran Mas) yang menuju Jalan Margonda, harus melewati Jalan Sawangan.

“Bagaimana tidak menumpuk di sana,” kata Anton.

Sehingga kata Anton, perlu dilakukan perbaikan dan penambahan akses jalan baru kemudian dilakukan perbaikan sarana transportasi publik.

Dari hasil kajian, ujar Anton, pihaknya akan menyelenggarakan angkutan massal yang melayani rute Parung-Terminal Depok, Terminal Jatijajar-Margonda, dan Terminal Depok-Akses UI.

“Tapi kami butuh kerja sama untuk pelaksanaannya, mengingat APBD Kota Depok belum mencukupi untuk itu,” katanya.

Selain itu, ia berencana akan membuat angkutan kawasan, yakni pengganti angkutan kota dan akan beroperasi di masing-masing kawasan yang sudah ditentukan.

“Nantinya angkutan kawasan itu akan menjamah lokasi terpencil yang belum mendapatkan akses angkutan kota, untuk dihubungkan ke angkutan kota, jadi saling terintegrasi,” katanya.

Simak juga: Macet di Jalan Margonda Depok, Begini Kebijakan Pemkot

Terkait dengan angkutan online, Anton mengatakan pihaknya telah meminta kepada Kemkominfo untuk melakukan moratorium terhadap penerimaan sopir angkutan online.

“Karena sistemnya menggunakan sistem jaringan, jadi sebetulnya Kominfo punya kewenangan, kami terus minta agar moratorium, supaya menyesuaikan dengan kapasitas dan moda transportasi publik berbadan hukum di Kota Depok,” katanya.

Berita terkait

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

2 jam lalu

Kasus Bullying Siswi SMP Bojonggede Diduga karena Rebutan Cowok

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Al-Basyariah Uus Saharoh mengungkap kasus dugaan bullying terhadap siswinya karena berebut cowok.

Baca Selengkapnya

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

7 jam lalu

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

Seorang pelajar putri dari sebuah SMP melakukan bullying terhadap siswi dari SMP lain di Depok.

Baca Selengkapnya

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

10 jam lalu

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

PPDB 2024 di Depok dibuka serentak untuk seleruh jenjang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

23 jam lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

1 hari lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

1 hari lalu

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

Petugas Satpol PP menurunkan spanduk kandidat Wali Kota Depok mendapat kritik dari politikus PDIP. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

1 hari lalu

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon statement kandidat calon Gubernur Jawa Barat dari PAN, Bima Arya yang mengatakan Depok panas dan kurang penghijauan.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

1 hari lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

2 hari lalu

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

2 hari lalu

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Polda Jabar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus itu.

Baca Selengkapnya