Pasca Penjambretan Maut, Ini yang Dilakukan Polisi Cempaka Putih

Reporter

Imam Hamdi

Rabu, 4 Juli 2018 06:00 WIB

Tiga pelaku pejambretan yang masuk dalam kelompok tenda orange dihadirkan saat rilis di Polres Jakarta Barat, Senin, 2 Juli 2018. Kelompok tenda orange sebelumnya menjambret Dirjen PUPR. TEMPO/Lani Diana

Jakarta – Polisi menambah personel berpakaian preman untuk berpatroli di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Penambahan menindaklanjuti peristiwa penjambretan maut yang terjadi pada Minggu 1 Juli 2018 dan instruksi dari Polda Metro Jaya memerangi begal dan jambret mulai Selasa malam 3 Juli 2018.

“Sudah diinstruksikan untuk menambah personel berpakaian preman untuk melakukan pengawasan,” kata Kepala Polsek Cempaka Putih Komisaris Rosiana saat dihubungi, Selasa 3 Juli 2018.

Baca:
Penjambretan Maut di Cempaka Putih, Polisi Pelajari Rekaman CCTV

Tentang penjambretan maut pada Minggu 1 Juli 2018 lalu, Rosiana menduga para bandit jalanan telah memetakan operasi polisi. Rosiana menuturkan, sistem patroli polisi dilakukan setiap satu jam sekali.

Adapun penjambretan yang dialami menimpa Warsilah, warga Jatinegara, Jakarta Timur, terjadi seusai patroli polisi. Bahkan, pada malam sebelum kejadian, Rosiana mengaku berada dekat lokasi sampai pukul 21.30.

Baca:
Korban Penjambretan Maut di Cempaka Putih Baru Mau Menikah

Menurut dia, lokasi penjambretan di Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih Timur, tepatnya di dekat kompleks PT Gudang Garam, juga tidak termasuk kategori wilayah yang rawan. Apalagi, di dekat lokasi tersebut kemarin ada pos pengamanan mudik lebaran.

"Bisa ditanya juga ke lokasi di dekat kejadian soal patroli kami," kata Rosiana berusaha meyakinkan.

Baca:
Polda Mulai Operasi Perangi Begal dan Penjambretan Malam Ini

Dia menduga para begal memanfaatkan jam lowong di antara pengawasan tersebut. Karena itu, dia menambahkan, Polsek Cempaka Putih segera mengubah sistem pengawasan di wilayahnya.

Polsek Cempaka Putih juga telah membuka kembali daftar laporan dan mantan pelaku penjambretan yang pernah ditangkap. "Kami telusuri juga dari keterangan mereka. Mohon doa dan dukungannya semoga pelakunya cepat tertangkap," ujarnya.



Berita terkait

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

1 jam lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

23 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

1 hari lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

2 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

4 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

4 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

5 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya