Ini 5 Fakta Proyek Seni Instalasi Getih Getah Ide Anies Baswedan
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Dwi Arjanto
Senin, 20 Agustus 2018 13:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meresmikan seni instalasi bambu bertajuk Getih Getah karya Joko Avianto di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat .
Seni instalasi bambu Getih Getah karya seniman asal Bandung itu, dibangun untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018 yang digelar pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.
Proyek instalasi itu sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Nama Getih Getah bermakna Merah Putih.
Baca : Cerita Pembuat Instalasi Bambu di Bundaran HI Ditantang Anies Baswedan
Menurut Anies Baswedan, kehadiran instalasi bambu itu mengirimkan pesan bahwa masih ada sisi tradisional di tengah gedung-gedung yang mengelilingi Bundaran HI. Ia pun menyebut instalasi tersebut sebagai karya yang lembut, sederhana, tapi kompleks.
Setidaknya ada 5 fakta menarik dari proyek seni instalasi ruangan terbuka tersebut. Pertama soal sumber dana. Gubernur Anies Baswedan mengatakan, instalasi itu dibangun dengan dana dari konsorsium dari sekitar sepuluh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
"Anggarannya sekitar Rp 550 juta," kata Anies Baswedan di Bundaran HI, Kamis, 16 Agustus 2018.
Kedua, cikal bakal ide proyek instalasi. Anies menceritakan, dia mengenal Joko Avianto sejak Oktober 2015 di Frankfurt, Jerman. Ketika menjadi Menteri Pendidikan, Anies Baswedan menyaksikan karya Joko Avianto yang dipamerkan di Jerman. Karya Joko Avianto mendapat apresiasi di sana.
<!--more-->
Saat menyongsong Asian Games, Anies teringat akan karya Joko Avianto. Dia mengaku sempat kesulitan untuk menghubungi Joko Avianto untuk memintanya membangun instalasi. "Pakai media sosial, pakai online, dan alhamdulillah tersambungkan," kata Anies.
Ketiga soal wujud Getih Getah itu sendiri. Joko Avianto menuturkan, modul awal dari instalasi itu merupakan abstraksi dari tambang. Kemudian, adanya bentuk seperti kepala dan ekor itu, dari utara ke selatan, untuk menunjukkan arah orientasi.
Arah itu terinspirasi dari pasukan Majapahit yang datang dari laut ke daratan dengan mengibarkan bendera. "Mengibarkan bendera untuk membuat impact," ujar Joko Avianto, Kamis, 16 Agustus 2018.
Keempat soal material Getih Getah. Seni instalasi Getih Getah menjelang HUT RI Ke 73 ini dibangun dengan menggunakan sekitar 1600 batang bambu. Instalasi dikerjakan oleh sepuluh orang pengrajin dengan waktu sekitar satu pekan.
Joko cuma memiliki waktu sepekan untuk menentukan konsep, serta sepekan lainnya untuk mengeksekusi karya seni instalasi di lokasi. Ia bahkan menyebut harus bekerja dari pukul 08.00-22.00 WIB agar instalasi itu terpasang tepat waktu.
<!--more-->
Pemilihan bambu di tengah-tengah gedung beton seputar Bundaran HI juga memiliki makna tersendiri. "Semacam interupsi ruang publik," kata Joko Avianto.
Baca juga :
Asian Games 2018, Pengamanan Perjalanan Bus-bus Atlet Berlapis
Kelima, Gubernur Anies Baswedan ingin menjadikan lokasi bekas jembatan penyeberangan orang (JPO) di Thamrin, dekat Bundaran HI, Jakarta Pusat, sebagai tempat permanen seni instalasi.
Di lokasi tempat instalasi bambu terpasang, dulunya terdapat satu jembatan penyeberangan orang alias JPO Jalan Thamrin. Namun, karena dianggap menghalangi pemandangan Patung Selamat Datang, Anies Baswedan memerintahkan dinas terkait merubuhkan JPO tersebut.
"Karya bambu bukan yang terakhir. Tempat itu akan menjadi lokasi rutin seni instalasi," ujar Anies Baswedan Cipayung, Jakarta Timur, Rabu, 15 Agustus 2018.
M. YUSUF MANURUNG | M JULNIS FIRMANSYAH | ADAM PRIREZA