Anggota kepolisian saat melakukan simulasi pengamanan Asian Games 2018 di lapangan Mapolda Metro Jaya, Jakarta, 31 Juli 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis
JAKARTA - Terorisme dan kemacetan lalu lintas menjadi fokus polisi dalam pengamanan pesta penutupan Asian Games 2018 yang akan digelar Minggu, 2 September. Selain itu, gangguan kejahatan ringan seperti pencopetan dan begal.
“Kami sudah susun sistem laju kendaraan, penutupan arus dan siapkan kantong parkir,” kata Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian usai rapat koordinasi di Polda Metro Jaya, Kamis 30 Agustus 2018.
Tito menambahkan, secara umum tidak ada gangguan keamanan selama penyelenggaraan Asian Games 2018. Namun, kepolisian tetap fokus mengamankan pelaksanaan Asian Games Minggu 2 September.
Tito menambahkan peningkatan pengamanan tak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan juga di Palembang. Meski di Palembang tak ada acara penutupan khusus. “Karena banyak atlet yang memilih menetap,” katanya.
Sebanyak 9.422 personel gabungan Polri, TNI, Satpol PP serta medis dan pemadam kebakaran disiagakan. Mereka tidak hanya mengamankan atlet dan pesta penutupan tapi juga festival yang akan digelar untuk penutupan Asian Games 2018. “Akan banyak pengunjung,” kata Tito.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Aziz menyatakan telah memerintahkan jajarannya untuk membuat satuan tugas (satgas) khusus untuk mengantisipasi kejahatan ringan dan premanisme, termasuk begal.
Idham berharap operasi tersebut dapat menciptakan kondisi aman selama penutupan Asian Games 2018 sehingga momen itu menjadi kebanggaan bersama. "Ya kita tingkatkan sampe 3-4 hari ke depan ini," kata Idham.