Ombudsman Tunggu Laporan Korban Begal yang Ditembak Mati Polisi

Reporter

Imam Hamdi

Kamis, 20 September 2018 09:58 WIB

Anggota Ombudsman RI Ninik Rahayu dan Adrianus Meliala di kantor Ombudsman, Kuningan, Jakarta Selatan. TEMPO/Maya Ayu

TEMPO.CO, Jakarta – Ombudsman RI menunggu laporan warga yang merasa menjadi korban tembak mati oleh polisi selama operasi begal dan jambret menjelang Asian Games 2018.

Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan bakal melayani masyarakat yang mau bertanya ihwal masalah ini ke Ombudsman.

Baca juga: Komnas HAM-Ombudsman Diminta Selidiki Polisi Tembak Mati 11 Begal

Namun, Ombudsman menyatakan tidak akan turun untuk menyelidiki masalah administrasi operasi ini kembali. "Kami pasif saja. Kalau ada orang datang dan bertanya (soal dugaan pelanggaran yang dilakukan polisi). Kami jawab," kata Adrianus melalui pesan singkat, Rabu, 19 September 2018.

Advertising
Advertising

Keluarga korban penembakan mati dalam razia begal di Jakarta melaporkan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia.

"Kami menilai kejanggalan pembunuhan ini sudah parah," kata Saleh Al-Ghifari, pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, mengutip Koran Tempo, Rabu, 19 September 2018

Menurut Adrianus, Ombudsman tidak perlu menyelidiki kembali masalah ini, karena polisi pernah menyerahkan datan soal operasi tersebut. Saat pertemuan pada Rabu, 8 Agustus 2018 lalu, Ombudsman bisa menerima penjelasan polisi.

Namun, kata Adrianus, data yang diserahkan dari polisi tersebut bisa menjadi fakta yang tidak sejalan jika di kemudian hari ada temuan baru. Sehingga, menurut dia, data tersebut justru bisa melemahkan klaim polisi yang mereka ungkapkan kepada Ombudsman.

"Data yang tersimpan pada kami dapat dirujuk. Saya kira itu yang terbaik," ujarnya.

Baca juga: Ombudsman Sebut Polda Metro Maladministrasi di Operasi Buru Begal

Selain itu, Ombudsman meminta polisi transparan untuk mengungkap data kepada publik. Ombudsman pun meminta kepada polisi agar menghindari penegakan hukum di luar prosedur. "Mesti dihindari street justice tersebut. Karena polisi punya keahlian, sarana dan lainnya."

Tim LBH Jakarta mendatangi kantor Bareskrim bersama lima anggota keluarga korban penembakan mati. Mereka antara lain keluarga Dedi Kusuma alias Jabrik, 33 tahun, warga Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat; dan keluarga Bobi Susanto, 25 tahun, warga Tangerang, Banten. "Mereka ingin menuntut keadilan," ujar Saleh.

Alih-alih mengusut pelbagai kejanggalan, Bareskrim malah menolak laporan keluarga korban. Menurut Saleh, Bareskrim menyarankan agar keluarga korban melapor ke Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Mereka juga meminta para pelapor melampirkan nama-nama polisi yang dianggap melanggar hukum dan prosedur penembakan.

Perburuan penjahat jalanan secara besar-besaran berlangsung sekitar satu bulan menjelang perhelatan Asian Games 2018 lalu. Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian kala itu menginstruksikan "tembak di tempat" bagi penjahat jalanan yang melawan petugas.

Simak juga: Operasi Begal, Polda: Kami Telah Beri Data ke Ombudsman

Di Jakarta, Operasi Kewilayahan Cipta Kondisi Mandiri itu menewaskan 15 orang. Polisi beralasan mereka ditembak mati karena melawan aparat.

Penelusuran Tempo mengenai operasi berantas begal dan jambret oleh Polda Metro Jaya menemukan kejanggalan di balik penembakan mati belasan orang itu. Kepada Tempo, sejumlah saksi mata menuturkan, sebagian orang yang belakangan ditembak mati ditangkap tanpa perlawanan. Keluarga korban diminta melapor ke Ombudsman.

Berita terkait

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

5 jam lalu

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

14 jam lalu

Polres Metro Depok Tangkap Begal Ponsel yang Menyebabkan Siswi SMP Terseret

Siswi SMP di Depok itu terjatuh dan terseret beberapa meter hingga luka di lengan dan lutut saat berusaha mempertahankan HP yang dirampas begal.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

1 hari lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

1 hari lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

8 hari lalu

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

Seorang residivis begal asal Bekasi berinisial MF, 18 tahun kembali ditangkap polisi usai melakukan aksi yang sama di 2 tempat berbeda.

Baca Selengkapnya

Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

15 hari lalu

Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

Kurir ekspedisi itu membuat laporan palsu ke polisi telah menjadi korban begal. Uang hasil COD dipakai untuk membayar cicilan motor.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

17 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

17 hari lalu

Hendak Kerja, Motor Perempuan di Bojonggede Dibegal

Hendak berangkat kerja, seorang perempuan mengaku motor Yamaha Nmax warna merah dengan nomor polisi B 4706 SKR raib dibawa komplotan begal.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

19 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

21 hari lalu

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan menanggapi dugaan korupsi di balik tingginya harga bawang putih.

Baca Selengkapnya