Psikolog: Keluarga Korban Lion Air JT 610 Butuh Sekali Teman

Kamis, 1 November 2018 05:31 WIB

Kesedihan keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 saat menunggu hasil idenfikasi korban di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 30 Oktober 2018. Badan SAR Nasional memprediksi para korban masih berada di dalam pesawat Lion Air Lion Air JT 610 tujuan Jakarta - Pangkal Pinang. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Wiene Dewi, mengatakan kerabat atau keluarga dari korban penumpang Lion Air JT 610 saat ini hanya membutuhkan teman untuk menghadapi musibah kecelakaan pesawat tersebut.

Para kerabat korban jatuhnya Lion Air JT 610, kata Wiene, saat ini hanya membutuhkan seseorang yang dapat mendengarkan curahan hati dan ceritanya.
Baca : Ini Tiga Crisis Center Lion Air Jatuh yang Buka 24 Jam di 3 Lokasi

"Soalnya nanti mereka akan lebih merasa kehilangan setelah ada serah terima (jenazah)," kata Wiene di hotel Ibis, Cawang, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.

Karyawan PT Timah Tbk meletakkan bunga di meja kerja rekannya yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 sebagai bentuk penghormatan, di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu, 31 Oktober 2018. Empat karyawan PT Timah Tbk turut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air. ANTARA/Ananta Kala

Wiene mengatakan psikolog dari Himpsi akan terus melakukan pendampingan pada keluarga korban setelah serah terima jenazah dilakukan. Menurut dia, pihaknya tak akan melakukan intervensi apapun dalam menangani pendampingan psikologis tersebut.

"Kami tidak intervensi apakah kerabat korban ini harus diberi konseling, terapi, dan semacamnya. Setiap orang punya cara berbeda dalam menghadapi masalah," tuturnya.

Wiene menuturkan saat ini telah ada dua perkumpulan psikolog, yaitu dari kepolisian dan Himpsi, untuk menangani pendampingan psikologis kerabat korban Lion Air JT 610. Ia juga mengatakan hingga saat ini Himpsi telah memiliki tiga Crisis Center di Bandara Halim Perdanakusuma, hotel Ibis Cawang, dan Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Simak juga :
3 Alasan Target Penyelesaian Skybridge Tanah Abang Meleset 2 Kali

Advertising
Advertising

"Yang kami lakukan benar-benar pendampingan, jadi misalnya ada yang menangis, ada yang pengen curhat, selalu kami dengarkan. Baru kami lihat jika ada yang butuh tindakan lanjutan kami sediakan ruangan khusus," ujarnya.

Seorang kerabat memegangi foto salah seorang pramugari pesawat Lion Air JT 610, Alfiani Hidayatul Solikah di rumahnya Desa Mojorejo, Madiun, Jawa Timur, Selasa, 30 Oktober 2018. Alfiani merupakan salah seorang pramugari yang ikut dalam penerbangan yang mengalami kecelakaan di perairan Karawang Jawa Barat. ANTARA/Siswowidodo

Pesawat Lion Air JT 610 yang mengangkut 189 penumpang beserta kru penerbangan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin 29 Oktober 2018. Pesawat dengan rute bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang ini hilang kontak dengan menara pengawas sekitar pukul 06.30 WIB.

Berita terkait

Sidang Dugaan Penipuan Keluarga Korban Kecelakaan Lion Air 2018 Disidangkan di AS

11 Januari 2024

Sidang Dugaan Penipuan Keluarga Korban Kecelakaan Lion Air 2018 Disidangkan di AS

Sidang kasus dugaan penipuan terhadap keluarga korban jatuhnya Lion Air JT 610 tahun 2018 dengan terdakwa pengacara Girardi disidangkan Mei ini di LA.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua Dewan Pembina ACT Novariyadi Dituntut 4 Tahun Penjara

31 Januari 2023

Eks Ketua Dewan Pembina ACT Novariyadi Dituntut 4 Tahun Penjara

Eks Ketua Dewan Pembina ACT Novariyadi Imam Akbari dituntut 4 tahun penjara dalam kasus penyelewengan dana Boeing.

Baca Selengkapnya

Eks Petinggi ACT Hariyana Hermain Divonis 3 Tahun Penjara

24 Januari 2023

Eks Petinggi ACT Hariyana Hermain Divonis 3 Tahun Penjara

Eks Senior Vice President Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau ACT Hariyana Hermain divonis 3 tahun penjara. Hakim memutus Hariyana bersalah.

Baca Selengkapnya

Klaim Tidak Bersalah, Eks Presiden ACT Ahyudin Minta Dibebaskan

4 Januari 2023

Klaim Tidak Bersalah, Eks Presiden ACT Ahyudin Minta Dibebaskan

Ahyudin dan sejumlah eks pengurus Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) diduga menyelewengkan dana umat dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Kasus ACT Dilaksanakan Pekan Depan

25 Oktober 2022

Sidang Perdana Kasus ACT Dilaksanakan Pekan Depan

Empat tersangka kasus ACT akan mulai menjalani sidang di PN Jakarta Selatan pekan depan.

Baca Selengkapnya

Hakim AS: Penumpang Lion Air JT 610 yang Jatuh 2018 sebagai Korban Kejahatan

22 Oktober 2022

Hakim AS: Penumpang Lion Air JT 610 yang Jatuh 2018 sebagai Korban Kejahatan

Hakim AS memutuskan, penumpang yang tewas dalam dua kecelakaan Boeing 737 MAX, Lion Air JT 610 dan sebuah maskapai Ethiopia sebagai korban kejahatan

Baca Selengkapnya

ACT Selewengkan Rp68 Miliar Dana Bantuan Boeing untuk Korban Lion Air JT610, Ini Rinciannya

4 Agustus 2022

ACT Selewengkan Rp68 Miliar Dana Bantuan Boeing untuk Korban Lion Air JT610, Ini Rinciannya

Perjanjian dengan Koperasi Syariah 212 itu adalah upaya ACT untuk mengalihkan dana sumbangan dari Boeing di luar peruntukkannya.

Baca Selengkapnya

ACT Kelola Rp 1,7 Triliun Dana Masyarakat, PPATK: Lebih dari 50 Persen Mengalir ke Yayasan Pribadi

4 Agustus 2022

ACT Kelola Rp 1,7 Triliun Dana Masyarakat, PPATK: Lebih dari 50 Persen Mengalir ke Yayasan Pribadi

PPATK menyatakan lebih dari 50 persen dana yang dikelola ACT diselewengkan. Mengalir ke yayasan pribadi milik para petingginya.

Baca Selengkapnya

PPATK Temukan 176 Yayasan Filantropi Mirip ACT yang Selewengkan Uang Sumbangan

4 Agustus 2022

PPATK Temukan 176 Yayasan Filantropi Mirip ACT yang Selewengkan Uang Sumbangan

PPATK menduga 176 yayasan filantropi melakukan penyelewengan dana seperti ACT.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden ACT: Saya Siap Berkorban atau Dikorbankan

12 Juli 2022

Eks Presiden ACT: Saya Siap Berkorban atau Dikorbankan

Mantan presiden ACT, Ahyudin, diperiksa Bareskrim Polri sebagai saksi dalam kasus dugaan penyelewengan dana

Baca Selengkapnya