Kontroversi Ratna Sarumpaet Sebelum Dapat Julukan Ratu Hoax

Reporter

Adam Prireza

Editor

Suseno

Minggu, 11 November 2018 06:32 WIB

Ratna Sarumpaet. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Ratna Sarumpaet terkenal sebagai sosok perempuan yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. Tak jarang ucapan Ratna membuat gaduh dan mengundang perhatian masyarakat. Terakhir, September lalu, Ratna mengaku dikeroyok sejumlah orang di Bandung hingga wajahnya babak belur.

Baca: Pengacara Sebut Ratna Sarumpaet Sudah Mendapat Sanksi Sosial

Namun, fakta sesungguhnya berbanding terbalik. Wajahnya yang lebam bukan akibat kekerasan fisik melainkan efek samping dari operasi sedot lemak. Tak lama setelah polisi mengungkap fakta-fakta tersebut, Ratna pun mengakui kebohongannya. "Beliau telah memperoleh sanksi sosial yang luar biasa, seperti menyandang predikat ratu hoax," kata pengacara Ratna, Insank Nasruddin, melalui pesan singkat, Sabtu, 10 November 2019.

Polisi telah menetapkan Ratna sebagai tersangka atas ulahnya yang terakhir itu. Bahkan saat ini berkas pemeriksaan sudah diserahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta untuk dilanjutkan ke proses penuntutan. Selain kasus itu, berikut rekam jejak peristiwa kontroversial seniman teater itu.

Diperiksa atas dugaan makar
Ratna ditangkap polisi pada 2 Desember 2016, atas dugaan makar. Selain Ratna, polisi juga memeriksa Sri Bintang Pamungkas, Rahmawati Soekarno Putri, Eko Sudjana, Alvin, Kivlan Zein, Adityawarman, dan Firza Husein.

Polisi menangkap Ratna saat menginap di kamar nomor 1402 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat. Polisi membebaskan Ratna setelah menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Gugat KPK soal Kasus RS Sumber Waras
Ratna mempermasalahkan hasil penyelidikan KPK atas pembelian lahan RS Sumber Waras yang diduga merugikan keuangan daerah sebesar Rp191 miliar. Dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Juni 2016, Ketua KPK Agus Rahardjo menuturkan tak ada indikasi korupsi dalam sengketa pembelian lahan RS Sumber Waras. Dia menyatakan belum menemukan perbuatan melawan hukum dalam proses pembelian.

Advertising
Advertising

Ratna menggugat KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 6 September 2016. Ia menilai KPK tidak pernah menunjukkan kepada publik ihwal laporan dugaan korupsi yang dilakukan mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok belum terbukti. Ratna mengklaim memiliki sejumlah data pendukung yang menguatkan untuk bisa menjerat Ahok.

Cekcok dengan Luhut Binsar Panjaitan
Ratna terlibat cekcok dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan antara Tim SAR Gabungan dengan keluarga korban tenggelamnya KM Sinar bangun di Danau Toba. Pertemuan itu berlangsung pada 2 Juli 2018.

Saat itu, Ratna yang mengklaim sebagai wakil keluarga korban yang tak terima proses evakuasi korban dihentikan. Menurut dia, seharusnya evakuasi dihentikan setelah seluruh korban telah ditemukan. Pernyataan Ratna langsung disanggah keluarga korban yang berada di lokasi.

Mendengar jawaban itu, Ratna sontak menghardik perempuan itu. Dia menuduh wanita keluarga korban yang setuju pencarian korban dihentikan itu dibayar. Keluarga korban membantah tuduhan Ratna.

Pencatutan Nama Bank Dunia
Pada September 2018, Ratna Sarumpaet menyebut Bank Dunia mentransfer Rp 23,9 triliun ke seorang bernama Ruben P.S. Marey. Kisruh itu berawal saat Ruben mendatangi Ratna Sarumpaet Crisis Center (RSCC) untuk mengadukan soal dana senilai Rp 23,9 triliun yang ada di rekeningnya raib.

Ruben menyebutkan dana tersebut merupakan dana dari para donatur untuk pembangunan dan mengatasi kemiskinan di Papua. Ia juga mengatakan, dana tersebut ditransfer oleh World Bank (Bank Dunia) namun tidak masuk ke rekeningnya. Ruben menuding pemerintah melakukan pemblokiran sepihak atas dana yang tersimpan di salah satu bank di Indonesia itu.

Baca juga: Penyebab Atiqah Hasiholan Kini Rutin Membesuk Ratna Sarumpaet

Namun, Bank Dunia membantah pernyataan Ratna Sarumpaet. Dalam keterangan resmi, Bank Dunia menyatakan tak pernah melakukan transaksi keuangan dengan pihak perorangan di Indonesia.

EGI ADYATAMA | ASKAR MONZA | KARTIKA ANGGRAENI | FRISKI RIANA

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

6 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

11 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

13 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

14 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

19 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

20 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

21 hari lalu

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.

Baca Selengkapnya

Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

22 hari lalu

Pedagang Bensin Eceran di Bintaro Dibacok di Jalan, Diduga Persaingan Bisnis

Kapolsek memastikan polisi telah mengantongi identitas pelaku pembacokan di Bintaro Sektor 9 itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tersangka Penganiayaan Anggota TNI di Bantargebang saat Naik Bus Tujuan Palembang

24 hari lalu

Polisi Tangkap Tersangka Penganiayaan Anggota TNI di Bantargebang saat Naik Bus Tujuan Palembang

Aria Wira Raja tersangka penganiayaan anggota TNI hingga tewas di Bantargebang ditangkap saat hendak pulang ke Palembang.

Baca Selengkapnya

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

25 hari lalu

Culik dan Aniaya Maling Motor di Binjai, 6 Prajurit TNI Dituntut 6 Bulan Penjara

Perkara penganiayaan ini bermula dari video viral Sures yang mengaku diculik dan dianiaya enam prajurit TNI dari Yonif Raider 100/PS.

Baca Selengkapnya