Tidak Aman, Bibit Lada dan Jahe India Dimusnahkan di Bandara

Jumat, 25 Januari 2019 16:05 WIB

Ilustrasi jahe. Boldsky.com

TEMPO.CO, Tangerang - Kementerian Pertanian memusnahkan 561 batang bibit tanaman Lada dan satu kilogram umbi Jahe asal India. Mereka dianggap berpotensi membawa hama penyakit atau organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK).

Baca:
Kantor Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta Kebakaran

Bibit dan umbi rempah itu dimusnahkan menggunakan mesin insenerator di Instalasi Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. "Dimusnahkan karena tidak disertai surat jaminan kesehatan dan atau phytosanitary certificate dari otoritas Karantina di India," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini, Jumat 25 Januari 2019.

Banun menerangkan, hama atau OPTK yang patut diwaspadai adalah serangga Longitarsus nigripennis, cendawan Rosellinia necatrix dan Phytophthora citropththora. "Selain itu, benih tersebut dapat juga membawa bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae serta gulma Cirsium arvense untuk lada dan cendawan Macrophomina phaseolina pada jahe."

Advertising
Advertising

Petugas balai karantina hewan memusnahkan barang sitaan yang berhasil diamankan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang (28/8). Pemusnahan barang impor tersebut tidak memiliki kelengkapan dokumen resmi yang berasal dari Thailand,Taiwan, Korea dan beberapa negara lainnya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/2018 tentang Jenis OPTK, kata Banun, bibit Lada dan umbi Jahe itu masuk ke media pembawa OPTK yang berpotensi menyebarkan penyakit. Sebagian OPTK ini merupakan golongan I, artinya belum ada di Indonesia dan tidak dapat disembuhkan dengan perlakuan, "Sehingga sangat bahaya bagi budidaya rempah kita."

Baca juga:
Lagi, Karantina Bandara Musnahkan Puluhan Ikan Aligator

Bibit dan umbi disita dari seorang warga India, PSA (24), pada Minggu 20 Januari lalu. Dia datang menumpang pesaawat maskapai Malindo Air.
Banun mengakui tren upaya pemasukan media pembawa yang berpotensi membahayakan kelestarian alam Indonesia meningkat. Selain bibit dan umbi rempah itu, ada beberapa kasus tanaman yang berhasil dicegah masuk ke Indonesia.

Berdasarkan catatan, pada akhir tahun 2018, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berhasil mendeteksi pemasukan OPTK Golongan I pada tanaman Anggrek asal Thailand. Setelah ditahan dan diperiksa, hasil laboratorium benih positif mengandung Burkholderia gladioli pv. gladioli yang merupakan OPTK kategori A1 golongan I.

Baca juga:
Datang Sebagai Kucing Bengal, Bayi Puma Ini Ditolak di Indonesia

Ada pula kentang iris seberat 31,4 kilogram asal Kanada yang dibawa oleh penumpang warga Indonesia berinisial IL. Serta Jambu Air (Syzygium samarangense var.samarangense) asal Thailand yang dibawa penumpang pesawat Thai Air yang kedapatan terinfeksi Lalat Buah (Dorsalis complex).

Media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) berupa daging sapi segar seberat 25,9 kg, daging babi seberat 8,3 kg, daging ayam seberat 3,1 kg, butter seberat 3,2 kg dan keju Mozarela seberat 4,6 kg dari Cina juga pernah dimusnahkan di Bandara Soekarno-Hatta.

Berita terkait

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

2 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

3 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

4 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

4 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

5 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

7 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

7 hari lalu

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

Skytrax menetapkan Bandara Soekarno - Hatta peringkat 28 terbaik dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

7 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

8 hari lalu

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.

Baca Selengkapnya