Anggota polisi membongkar kawat berduri yang memblokade Jalan MH Thamrin di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Senin, 27 Mei 2019. Jalan itu juga ditutup karena sempat terjadi kerusuhan di lokasi pada 22 dan 23 Mei lalu. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas ojek online Gerakan Roda Dua Ojol (Garda) menyesalkan ada oknum pengemudi yang membuat video provokasi melawan gas air mata dalam kerusuhan 22 Mei 2019.
Pimpinan Dewan Pembina Garda Igun Wicaksono menyatakan perilaku dua pengemudi Ojek online itu tidak mewakili komunitas ojol di Indonesia. "Adanya video oknum ojol yang mem-'bully' petugas penjaga NKRI, TNI Polri, itu adalah oknum yang tidak mewakili ojol NKRI secara keseluruhan," kata Igun di Kantor Bawaslu RI, Senin, 27 Mei 2019.
Dua orang pengemudi ojek online telah membuat video provokasi melawan gas air mata polisi dengan kotoran manusia. keduanya adalah Heru Widiyantoro, 32 tahun, dan Dwi Septiyanto (26).
Igun berharap, keamanan Indonesia bisa terus terjaga. Dia juga mengaku telah meminta rekan pengemudi ojek daring agar tidak mudah terprovokasi isu miring. "Perdamaian dan kenyamanan itu penting, agar kami para pengemudi bisa mencari nafkah di jalanan. Saya serukan ke teman-teman agar tidak gampang diprovokasi," ucapnya.
Komunitas ojek online Garda justru mengapresiasi kinerja TNI-Polri dalam menjaga keamanan Jakarta, setelah kerusuhan 22 Mei 2019. Mereka menyerahkan bunga dan helm serta jaket secara simbolis kepada aparat, sebagai tanda dukungan kepada Polri dan TNI.