Brimob Brutal di Kampung Bali, Polri: Komandan Kena Panah Racun

Reporter

Tempo.co

Senin, 8 Juli 2019 04:52 WIB

Polisi membuat barikade saat terjadi bentrok dengan pendemo rusuh di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019. Diduga massa tersebut merupakan massa yang sama yang dipukul mundur dari kerusuhan yang terjadi di asrama Brimob. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI kembali merilis keterangan tentang peristiwa di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, 23 Mei 2019. Polri menyatakan telah memberi sanksi kepada 10 anggota Brimob yang terbukti lewat sidang etik telah melakukan kekerasan di kampung itu yang terjadi sehari pasca kerusuhan 22 Mei lalu.

Baca: Amnesty International Sebut Brimob Langgar HAM di Kampung Bali

“Dari 10 itu dijatuhi hukuman disiplin berupa kurungan di ruang khusus selama 21 hari setelah anggota tersebut kembali ke Polda setempat,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jumat 7 Juli 2019.

Dalam rekaman video yang kemudian viral, kekerasan tersebut berupa pengeroyokan yang dilakukan sejumlah anggota Brimob secara brutal terhadap seorang pemuda yang disebut bernama Andri Bibir. Temuan Tempo di lokasi, korban bukan Andri tapi Markus Ali.

Baca: Isa dan Iyo,Catatan Tambahan Kekerasan Brimob di Kampung Bali

Advertising
Advertising

Markus hingga kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati akibat luka-luka-lukanya. Dia menjadi satu-satunya tersangka kerusuhan 22 Mei yang hingga kini 'masih bertahan' di RS Polri. Sedang Andri Bibir sejak video itu viral sudah ditunjukkan polisi berada di tahanan Polda Metro Jaya.

Massa melakukan perlawanan ke arah Brimob di Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019 dini hari. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dedi, dalam keterangan terbarunya Jumat lalu, masih mengatakan korban pengeroyokan Brimob brutal itu adalah Andri Bibir. Dia menuturkan, pengeroyokan sebagai tindakan spontan 10 anggota Brimob itu setelah seorang komandannya terkena panah dalam penanganan kerusuhan 22 Mei.

Baca: Komnas HAM: Brimob Melanggar HAM di Kampung Bali

Sang komandan tak terluka karena mengenakan rompi pelindung badan. Meski begitu, personel Brimob tetap ingin mencari pelakunya. Hingga kemudian menemukan Andri Bibir, Markus dan beberapa lainnya di sekitar Kampung Bali, tak jauh dari Gedung Bawaslu RI--lokasi demo yang berkembang menjadi kerusuhan.

<!--more-->

"Ada komandan kompinya dipanah, terkena panah beracun. Melihat komandannya diserang dengan panah beracun, spontan anggota tadi melakukan pencarian siapa pelakunya," ucap Dedi.

Baca: Jenguk Markus Ali di RS Polri, Komnas HAM: Paling Parah

Polri merilis keterangan itu setelah sebelumnya Komnas HAM dan lembaga Amnesty International menyatakan apa yang terjadi di Kampung Bali adalah pelanggaran HAM. Dalam keterangannya 20 Juni lalu, Anggota Komnas HAM Mochammad Choirul Anam menyatakan, Komnas ikut menyelidiki rekaman video yang viral dan mendapat verifikasi langsung bahwa penganiayaan benar dilakukan anggota kepolisian dari Kesatuan Brimob.

Anam menjelaskan walau massa berbuat kerusuhan polisi tetap tidak bisa berbuat sewenang-wenang. "Yang ditemukan saat ini kejadian itu (Kampung Bali) yang telah muncul ke permukaan," katanya sambil menambahkan Komnas HAM masih menyelidiki indikasi pelanggaran lain dalam kerusuhan yang sama. "Masih kami dalami dengan sejumlah bukti yang kami telah miliki," ujarnya.

Tersangka kerusuhan 22 Mei yang ditangkap di Masjid Al Huda, Tanah Abang, Jakarta Pusat di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2019. TEMPO/M Rosseno Aji

Pada 25 Juni lalu, giliran Amnesty International Indonesia menyatakan Brimob Polri melakukan pelanggaran HAM di area yang sama. Amnesty juga memeriksa video yang sama dan mendapat verifikasi setelah tim fakta asal Berlin, Jerman, melakukan wawancara saksi, korban dan keluarga korban penyiksaan oleh Brimob.

Baca: Tidak Tewas, Korban Pengeroyokan Brimob Kini di Tahanan Polda

"Penyisiran secara brutal seperti yang terjadi di Kampung Bali jelas merupakan tindakan kriminal karena aparat menggunakan kekerasan yang tidak diperlukan," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.

Berita terkait

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

8 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

Mabes Polri bungkam untuk penjelasan berikutnya perihal proses hukum terhadap anggota Brimob yang terlibat bentrok.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

9 hari lalu

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

Pasca-bentrokan antara Brimob dan TNI AL di Pelabuhan Sorong, diketahui sebelumnya di beberapa daerah di Indonesia, konflik serupa pernah terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

9 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

9 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Admin Akun IG Ikut Jadi Tersangka Kasus Perselingkuhan Anggota TNI, Bentrok Brimob - TNI AL Dinilai Memalukan

10 hari lalu

Top 3 Hukum: Admin Akun IG Ikut Jadi Tersangka Kasus Perselingkuhan Anggota TNI, Bentrok Brimob - TNI AL Dinilai Memalukan

Admin akun Instagram @ayoberanilaporkan6 ikut terseret dalam kasus dugaan perselingkuhan anggota TNI di Polres Denpasar.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

11 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

11 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

11 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Komisi I DPR Minta Pemerintah Lakukan Penyelidikan

11 hari lalu

TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Komisi I DPR Minta Pemerintah Lakukan Penyelidikan

Bentrok TNI AL dan Brimob seperti yang terjadi di Kota Sorong kemarin seharusnya tidak boleh terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

11 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya