Polisi: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Sedang Susun Laporan

Reporter

Adam Prireza

Selasa, 9 Juli 2019 17:11 WIB

Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 26 April 2019. Organisasi hak asasi manusia Amnesty International menyatakan siap membawa isu tentang penyiraman air keras terhadap penyidik KPK ke ranah internasional misalnya pada kongres parlemen di Amerika Serikat. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan penyelidikan kasus Novel Baswedan telah habis masa tugasnya ada Ahad lalu, 7 Juli 2019, dan belum diumumkan hasil pengusutan penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan tim sedang menyusun laporan untuk pimpinan Polri. “Dari tim sedang menyusun laporan. Laporan nanti dikirim ke pimpinan Polri, ya,” ujar dia di Polda Metro Jaya pada Selasa, 9 Juli 2019.

Baca: Amnesty Internasional Tagih Kasus Novel Baswedan ke Kapolda

Argo tak menjelaskan secara rinci temuan apa saja yang dimuat dalam laporan tim bentukan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian itu. Dia juga menyatakan tim tetap bekerja meski batas waktu penyelidikan telah berakhir. Tim itu berisi penyidik Polda Metro Jaya, penyidik KPK, serta pakar. “Semuanya masih tetap berjalan, ya."

Koalisi Masyarakat Antikorupsi menilai tim gabungan bentukan Tito gagal menyelesaikan kasus Novel Baswedan. Hingga batas waktu yang ditentukan, tim belum dapat mengungkap aktor yang bertanggungjawab atas penyerangan tersebut. Koalisi yang beranggotakan ICW, KontraS, LBH Jakarta, YLBHI, Amnesty International Indonesia, dan Change.org ini menyatakan sejak awal tim yang dibentuk pada 8 Januari 2019 tadi sudah pesimistis dengan kerjanya karena komposisi anggotanya didominasi personil Polri.

Koalisi berpendapat bahwa saat pertama kali kasus Novel Baswedan mencuat sudah muncul dugaan keterlibatan polisi sehingga dicurigai konflik kepentingan dalam tim gabungan. Pemeriksaan yang dilakukan tim juga dinilai lambat. Koalisi bahkan menuding pembentukan tim terkesan hanya formalitas.

Baca juga: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Politis? Ini Kata Polda Metr

“Hal tersebut dapat terlihat ketika tim tersebut mengajukan pertanyaan yang repetitif kepada Novel Baswedan pada 20 Juni 2019,” kata Yati Andriyani, aktivis Koalisi Masyarakat Antikorupsi yang pengacara Novel Baswedan, pada Senin lalu, 8 Juli 2019.

Kecurigaan juga dipicu tertutupnya tim kasus Novel Baswedan dan hasil penyelidikannya, antaral lain pada saat tim melakukan penyelidikan di Kota Malang.

ADAM PRIREZA | FIKRI ARIGI

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

10 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

12 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

12 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

24 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

55 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

55 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

56 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

56 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

57 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

58 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya