Polisi Periksa Saksi Kematian Anggota Paskibra, Siapa Saja?

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 7 Agustus 2019 06:51 WIB

Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka mencium bendera Merah Putih saat upacara pengukuhan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Presiden mengukuhkan 68 anggota Paskibraka. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan penyidik masih melakukan sejumlah pemeriksaan dalam kasus kematian anggota Paskibra (Pasukan pengibar bendera) Tangerang Selatan, Aurellia Quratu Aini.

Menurut Argo, sejumlah saksi sedang diperiksa walau pun tidak ada laporan polisi dari pihak keluarga Aurellia.


"Untuk hari ini dari laporan yang sama terima adalah memeriksa beberapa saksi. Terutama yang menjadi pelatih," ujar Argo di kantornya, Selasa, 6 Agustus 2019.

Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Muharram Wibisono membenarkan pernyataan Argo. Menurut dia, pemeriksaan dilakukan untuk menghimpun informasi.

"Iya. Dari PPI (Purna Paskibraka Indonesia)," kata dia.

Advertising
Advertising

Aurellia Quratu Aini meninggal dunia saat akan dibawa ke rumah sakit pada Kamis, 1 Agustus 2019. Dugaan adanya kekerasan yang dialami oleh warga Cipondoh, Tangerang tersebut saat mengikuti Paskibra mencuat setelah hari kematiannya. Salah satunya disampaikan anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, Aurellia mengaku sempat ditampar oleh salah satu seniornya di Paskibra. Pengakuan itu disampaikan Aurellia kepada sang ibu. Selama mengikuti pelatihan, Aurellia disebut juga pernah dihukum push up dengan cara yang tidak benar, yaitu dengan tangan dikepal sehingga mengakibatkan cedera. Aurellia sempat melarang ibunya yang ingin mendatangi para senior tersebut.

"Untuk beberapa kasus kekerasan anak-anak memang begitu. Korban enggak berani melapor karena takut lebih di bully lagi," ujar Retno, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Pada 31 Juli 2019 atau sehari sebelum meninggal, Aurellia menjalani latihan fisik Paskibra yang cukup berat. Sore harinya, Aurellia harus melaksanakan jadwal renang. Ketika pulang ke rumah, dia langsung istirahat. "Tapi tidur dengan kondisi badannya hangat," ujar Retno.

Orang tua Aurellia tidak membangunkanAurellia dan membawanya ke rumah sakit malam itu walau badannya hangat.

Menurut Retno, orang tua menilai Aurellia hanya kelelahan. Namun pada esok harinya, Aurellia jatuh di rumah. "Lalu dibawa ke rumah sakit dan pas dibawa meninggal dunia," kata Retno dalam kasus kematian anggota Paskibra tersebut.

Berita terkait

Ketua RW Jawab Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang yang Berdoa Rosario di Rumah Kontrakan

5 jam lalu

Ketua RW Jawab Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang yang Berdoa Rosario di Rumah Kontrakan

Ketua RW memberikan penjelasan di balik pengeroyokan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang yang sedang berdoa rosario.

Baca Selengkapnya

10 Anggota Gengster di Tangsel Ditangkap Setelah Serang dan Lukai 2 Orang di Bintaro

3 hari lalu

10 Anggota Gengster di Tangsel Ditangkap Setelah Serang dan Lukai 2 Orang di Bintaro

Polisi menangkap 10 anggota gengster di Tangsel setelah menyerang dan melukai dua orang di Bintaro.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

5 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Rebutan Lahan Parkir Gereja, Jari Juru Parkir Digigit hingga Putus

6 hari lalu

Rebutan Lahan Parkir Gereja, Jari Juru Parkir Digigit hingga Putus

Iwan Masito, seorang juru parkir dibekuk unit Reskrim Polsek Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

6 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

6 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

7 hari lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

9 hari lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

9 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

11 hari lalu

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

Tak cuma Kapolres, Wahyu Riadi, Sales Manager PT Sampurna Sistem Indonesia, melaporkan DAU dan ES petinggi PT Kobe Boga Utama ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya