Yenny Sucipto Yakin Lolos Calon Wali Kota Depok dari PDIP
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 22 Februari 2020 17:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Yenny Sucipto mengaku optimistis dirinya yang bakal digadang sebagai calon wali kota Depok dalam ajang pemilu kepala daerah 2020
“Saya pernah mendengar pidatonya Ibu Mega, yang bilang bahwa akan menunjuk pemimpin yang memiliki skill di tata pemerintahan, saya percaya diri dong, karena saya memiliki itu,” kata Yenny ditemui saat mengunjungi Kota Depok, Sabtu 22 Februari 2020.
Selain itu, lanjut Yenny, kepercayaan diri yang dimilikinya juga berdasar atas militansi dan loyalitas dirinya terhadap masyarakat dan partai berlambang kepala banteng tersebut. “Loyalitas saya dengan masyarakat dan loyalitas saya kepada partai politik, ini kemudian menjadi pertimbangan DPP,” lanjut Yenny.
Meski begitu, lanjut Yenny, dirinya tetap tidak ingin mendahului takdir mengingat saat ini DPP PDIP masih terus membahas terkait nama bakal calon yang akan didaftarkan untuk maju dalam pertarungan Pilkada Depok 2020.
“Kami percayakan hanya ke DPP ya, DPP pasti punya kriteria tertentu. Pilihan calon yang akan dipasang di kota Depok,” kata Yenny.
Disinggung soal elektabilitas, Yenny mengaku belum memiliki survei internal. Meski begitu Yenny yakin masyarakat Depok bisa mengenalnya karena pengusungan dirinya tidak terlepas dari dorongan berbagai lapisan elemen masyarakat di Kota Depok.
“Mudah-mudahan ya,” kata Yenny.
Diketahui, saat ini di tingkat Kota Depok, PDIP Kota Depok telah mengeluarkan satu nama yakni Afifah Alia sebagai calon wakil walikota yang bakal bertarung dalam Pilkada Depok 2020. Bukan hanya itu, DPC PDIP Kota Depok juga telah resmi menandatangani koalisi dengan Partai Gerindra.
Dalam kerjasama itu, PDIP dan Partai Gerindra tingkat Kota Depok resmi memasangkan Pradi Supriatna dan Afifah Alia sebagai Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok.
“DPP masih menggodok ini. DPP kan punya indikator untuk menggodok itu. Indikatornya bisa elektabilitas atau popularitas, kemudian skill nya, artinya ini belum final,” kata Yenny.