11 Hari PSBB Jakarta, Pasien Virus Corona Masih Naik

Selasa, 21 April 2020 09:48 WIB

Warga berjalan kaki melewati kawasan jalan Sudirman, Jakarta, Senin, 20 April 2020. Pada hari ke-11 pemberlakuan PSBB di Jakarta, aktivitas warga di kawasan perkantoran Sudirman terlihat masih ramai. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan berencana memperpanjang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jakarta. Menurut dia, perpanjangan perlu dilakukan karena angka penularan virus Corona di DKI terus meroket.

"Hampir pasti PSBB bakal diperpanjang," kata kata Anies dalam rapat bersama tim pengawas penanggulangan COVID-19 DPR RI pada Kamis sore, 16 April 2020. Sebelumnya PSBB Jakarta ditetapkan dari 10 April-23 April 2020.

Anies menuturkan, jumlah warga terinfeksi COVID-19 hingga sepekan masa PSBB belum menunjukkan adanya penurunan. Ia berujar bahwa pada 6 Maret lalu jumlah warga yang terinfeksi hanya tujuh orang dan meningkat menjadi 2,082 orang pada 12 April 2020.

"Kita akan dihadapkan dengan masalah yang lebih besar," ujar mantan Menteri Pendidikan tersebut.

Melalui data yang ada di laman corona.jakarta.go.id, Tempo mencoba membandingkan rata-rata kenaikan jumlah warga poisitif COVID-19 di Jakarta per hari baik sebelum dan sesudah pemberlakuan PSBB. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah warga Ibu Kota positif Corona per hari justru lebih tinggi saat PSBB.

Advertising
Advertising

Data kenaikan jumlah pasien positif COVID-19 saat PSBB diambil dari 10 April hingga 20 April 2020 (11 hari). Sedangkan data sebelum PSBB diambil mulai 30 Maret hingga 9 April 2020.

Data jumlah warga positif COVID-19 yang disajikan oleh situs Pemerintah DKI Jakarta meliputi pasien dalam perawatan, pasien isolasi mandiri, meninggal dunia serta sembuh pada hari yang sama. Data itu persis seperti yang dicontohkan Anies untuk menunjukkan jumlah warga poisitif COVID-19 di 12 April 2020.

Rincian data warga positif virus corona saat diberlakukan PSBB yakni pada 10 April sebanyak 1810 orang, 11 April (1903), 12 April (2082), 13 April (2242), 14 April (2349), 15 April ( 2447), 16 April (2670), 17 April (2823), 18 April (2902), 19 April (3033), dan 20 April (3112).

Dari data tersebut, rata-rata kenaikan jumlah warga positif COVID-19 di Jakarta selama PSBB adalah 130 orang per hari. Kenaikan tertinggi terjadi pada 16 April 2020. Pada hari itu, jumlah warga positif Corona tercatat 2670 orang, atau naik 223 dari hari sebelumnya yang hanya 2447 orang. Sedangkan kenaikan terendah terjadi pada 20 April 2020. Pada hari itu, jumlah warga positif COVID-19 tercatat 3112 orang, atau hanya naik 79 dari hari sebelumnya yaitu 3033 orang.<!--more-->

Sedangkan untuk rincian data warga positif COVID-19 sebelum diberlakukan PSBB yakni pada 9 April sebanyak 1719, 8 April (1552), 7 April (1443), 6 April (1299), 5 April (1151), 4 April (1071), 3 April (990), 2 April (909), 1 April (816), 31 Maret (741), dan 30 Maret (727).

Dari data tersebut, rata-rata kenaikan jumlah warga positif COVID-19 di Jakarta sebelum PSBB adalah 99 orang per hari. Kenaikan tertinggi terjadi di tanggal 9 April 2020. Pada hari itu, jumlah warga positif Corona tercatat 1719 orang atau naik 167 dari hari sebelumnya yang hanya 1552 orang. Sedangkan kenaikan terendah terjadi pada 31 Maret 2020. Para hari itu, jumlah warga positif COVID-19 tercatat 741 orang, atau hanya naik 14 dari hari sebelumnya yaitu 727 orang.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio berujar bahwa aturan PSBB harus diubah terlebih dahulu jika Pemerintah DKI Jakarta ingin melakukan perpanjangan. Alasannya, PSBB yang selama ini diterapkan tidak membuahkan hasil.

"Kalau mau diperpanjang, saya katakan ke Gubernur DKI Jakarta, harus diperbaiki dulu aturannya. Kalau tidak hasilnya bakal sama saja, seperti social distancing," kata Agus kepada Tempo pada Senin, 20 April 2020.

Petugas Pos Cek Poin Kalimalang, Jakarta Timur, mengecek alamat pengendara motor pada alamat KTP dalam rangka penegakan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Senin, 20 April 2020. ANTARA/HO-Polrestro Jaktim

Agus berujar, PSBB tidak membuahkan hasil selama 11 hari diterapkan di Jakarta atau sejak 10 April 2020. Buktinya, kata, kata dia, masih banyak warga Ibu Kota yang berkeliaran dan berkerumun. Fenomena itu dinilai bisa terjadi karena tidak adanya ketegasan aturan PSBB.

"Selain tidak tegas, ada ambiguitas antara Kementerian yang membuat aturan," kata Agus.

Dia mencontohkan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan pernah silang pendapat antara membolehkan atau melarang penggunaan sepeda motor saat PSBB. Walau akhirnya dibolehkan.

Selain itu, kata Agus, pemerintah pusat juga justru membolehkan operasional KRL Jabodetabek selama PSBB berlangsung walau pemerintah DKI Jakarta sudah mengusulkan untuk dihentikan. Kelonggaran ini disebut Agus membuat PSBB sama seperti social distancing. "Penegakan hukum tidak bisa dilaksanakan," kata dia.

Menurut Agus, PSBB memang bukan karantina wilayah secara menyeluruh. Namun, ujar dia, PSBB perlu mengkonsolidasi warga agar benar-benar tetap di rumah selama 14 hari pelaksanaan. Pembolehan aktivitas, kata dia, harusnya hanya keperluan pembelian bahan-bahan pangan atau kebutuhan mendesak.

"Kalau sekarang warga diminta jangan gunakan sepeda motor, tapi secara aturan ternyata boleh. Disuruh bekerja dari rumah, tapi tetap dibolehkan di kantor karena ada pengecualian dari Kementerian Perindustrian," kata Agus menanggapi PSBB Jakarta.

Berita terkait

Rektor Paramadina: Anies dan Ahok Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada Jakarta

8 jam lalu

Rektor Paramadina: Anies dan Ahok Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada Jakarta

Dalam pemilihan presiden 2024, Anies tampil dengan citra nasionalis religius biasa. Sedangkan, Ahok selama ini dianggap sebagai seorang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Hanya Butuh 4 Tahun untuk Sejahterakan Indonesia, 5 Tahun Swasembada Pangan

18 jam lalu

Prabowo Sesumbar Hanya Butuh 4 Tahun untuk Sejahterakan Indonesia, 5 Tahun Swasembada Pangan

Prabowo menyatakan bakal memberi makan untuk semua anak-anak Indonesia dari daerah mana pun.

Baca Selengkapnya

KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang

18 jam lalu

KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang

KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

22 jam lalu

Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

Prabowo bertekad untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat di Aceh dan Sumbar.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

3 hari lalu

Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

Nama Anies dan Ahok belakangan ramai disandingkan untuk berduet dalam laga pilkada 27 November mendatang. Apakah memungkinkan terjadi?

Baca Selengkapnya

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

3 hari lalu

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Anies dan Ahok sulit bersanding di Pilkada DKI Jakarta 2024

Baca Selengkapnya

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

3 hari lalu

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

Nama Ahok dan Anies disandingkan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Mungkinkah duet Ahok-Anies bakal terjadi di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

3 hari lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pakar politik menilai deklarasi Ganjar yang akan jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap PDIP.

Baca Selengkapnya

Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

3 hari lalu

Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

Anies mengaku banyak mendapat aspirasi dari warga untuk mendorong kembali dirinya mencalonkan diri di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya