Anies Tarik Rem Darurat PSBB, Fraksi PSI: Jangan Ulangi Kesalahan PSBB Transisi

Reporter

Taufiq Siddiq

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 10 September 2020 15:28 WIB

Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa, 8 September 2020. Sejak pertengahan Agustus 2020 lalu, jumlah angka kematian di DKI Jakarta terus meningkat. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta -Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mengingatkan Pemerintah DKI untuk tidak mengulangi kesalahan saat PSBB transisi pada PSBB ketat yang akan dimulai pada Senin 14 September 2020 mendatang.

"Saya melihat bahwa langkah penarikan atau penerapan kebijakan rem darurat masih memerlukan beberapa perbaikan agar tidak mengulangi kesalahan kesalahan PSBB transisi yang hasilnya PSBB," ujar ketu Fraksi PSI Ahmad Idris saat dihubungi, Kamis 10 September 2020.

Idris mengatakan Pemprov DKI harus meningkatkan pengawasan selama PSBB ketat serta membuat sanksi yang tegas dengan penindakan yang tegas.

Diantaranya dengan melaksanakan aturan sanksi progresif, di Pergub No. 79 Tahun 2020. Menurut dia sanksi tersebut terbukti efektif, dengan nominal dendanya membuat masyarakat kapok dan shock therapy pada razia-razia yang dilakukan Satpol PP.

Namun, kata Idris penerapan sanksi tersebut masih belum optimal karena alat pendukung sanksi progresif, yakni aplikasi pencatatan Jak-APD bagi Satpol PP, sampai saat ini belum keluar. Akibatnya, Satpol PP belum dapat menerapkan bagian iprogresifi dari pergub 79 itu.

Baca juga : Anies Terapkan Lagi PSBB Ketat, Kantor Dilaran Buka Mulai Senin Pekan Depan

"Pencatatan juga masih dilakukan secara manual. Terakhir, razia dan penindakan masih terfokus pada jalan protokol, belum menyentuh jalanan kampung di mana justru terjadi banyak pelanggaran," katanya.

Idris menambahkan Pemprov DKI juga terlihat sangat enggan untuk mengeluarkan sanksi pidana, yang termaktub pada Pergub No. 41 Tahun 2020. Perlu kerjasama yang erat antara pihak kepolisian dengan pihak Pemprov DKI untuk membentuk kebiasaan baru di masyarakat.

Selain itu kata Idris, Pemerintah DKI juga harus menyusun indikator yang jelas terkait rem darurat Covid-19, karena sejak awal Agustus kondisi penularan Covid-19 di Jakarta sudah mengkhawatirkan namun Pemerintah DKI tak kunjung mengeluarkan kebijakan rem darurat.

Padahal dalam Pergub 80 telah diatur terkait penarikan masa transisi ketika terjadi penambahan kasus secara signifikan.

"Jika saja Gubernur Anies memperhatikan indikator medis, maka sebenarnya DKI Jakarta sudah bisa diprediksi akan memasuki keadaan darurat sejak awal Agustus lalu. Namun Pemprov DKI malah mengeluarkan kebijakan yang tidak efektif dan plin-plan. Contohnya, kebijakan ganjil genap dan CFD," katanya.

Berita terkait

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

1 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

3 hari lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

4 hari lalu

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

Timnas AMIN dibubarkan pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

4 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

5 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

5 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

Mantan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi absennya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pembubaran Timnas Amin.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

5 hari lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

5 hari lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya