Polisi Rekrut Preman Awasi Pemakaian Masker, Pengamat: Rawan Penyalahgunaan

Minggu, 13 September 2020 20:56 WIB

Anggota Kepolisian saat memasangkan masker kepada warga di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Jumat, 11 September 2020. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana bersama Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman memberikan rompi penindakan pendisiplinan protokol kesehatan, sembako serta masker untuk warga terdampak Covid-19. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan rencana kepolisian merekrut jeger atau preman mengawasi kedisiplinan masker berisiko masalah di kemudian hari. Besar kemungkinan para preman itu akan menyalahgunakan kewenangan itu.

"Alih-alih efektif sebagai pamong masker, lebih besar kemungkinan mereka menyalahgunakan 'kewenangan'. Ujung-ujungnya, polisi--selaku perekrut jeger--yang rugi akibat tererosinya kepercayaan masyarakat," ujar Reza dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 13 September 2020.

Daripada memanfaatkan para preman, Reza menyarankan polisi bekerja lebih ekstra dalam mengawasi masyarakat. Walaupun, tugas tersebut menambah berat kerja polisi sebagai pamong masyarakat.

"Pokoknya, polisi harus hadir. Itulah ekspektasi bahkan tuntutan yang--kalau mau jujur--kurang manusiawi juga," kata dia.

Sebelumnya, Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan 'jeger pasar' dapat dilibatkan dalam penerapan disiplin pemakaian masker di masyarakat. Hal ini mengingat polisi akan melaksanakan Operasi Yustisi pemakaian masker di masyarakat.

Baca juga: Tolak Rencana Pasar Diawasi Preman, IKAPPI: Lebih Baik Pramuka

Advertising
Advertising

"Kami juga berharap penegak disiplin internal di klaster-klaster pasar, di situ kan ada jeger-jegernya. Kami harapkan menerapkan disiplin masker," kata Gatot di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 10 September 2020.

Sebelum direkrut, Gatot meminta para preman itu diarahkan terlebih dahulu oleh anggota polisi dan TNI agar proses pendisiplinan penggunaan masker dapat berjalan humanis.

"Kalau tidak mampu pendisiplinan itu, maka nanti akan kami lakukan dengan Operasi Yustisi," kata Gatot.

Pada Jumat lalu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana meresmikan Tim Penegak pemakaian masker yang terdiri dari 18 organisasi masyarakat (Ormas) di kawasan Tanah Abang. Mereka nantinya diberi kewenangan untuk menindak para pelanggar protokol kesehatan Covid-19.

Berita terkait

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

11 jam lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

11 jam lalu

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

Kompolnas minta Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan secara transparan dan profesional terhadap lima polisi diduga pesta narkoba

Baca Selengkapnya

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

18 jam lalu

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

Setelah ditangkap karena kasus penistaan agama, seleb TikTok Galih Loss tampak tampil gundul. Bagaimana aturan menggunduli tahanan?

Baca Selengkapnya

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

1 hari lalu

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

Sebaiknya, kata IM57, persidangan SYL dan Firli Bahuri itu berjalan bersamaan sehingga masalah pemerasan ini bisa saling terkonfirmasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

2 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

2 hari lalu

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

Bekas asisten Cut Indria Marzuki, Riri Khasmita, sempat berkelit telah menggelapkan surat berharga dan harta sebanyak miliaran rupiah dari ibunda Nirina Zubir.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

2 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

2 hari lalu

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

Cerita penangkapan lima anggota polisi pesta narkoba mulai terendus warga Kampung Palsigunung, Depok, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

2 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya