TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas seniman Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyatakan penghasilan mereka untuk menyambung hidup praktis bergantung kepada donasi sejak Pemerintah DKI Jakarta menutup tempat hiburan selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. "Teman-teman melaksanakan konser virtual dengan berbagai tajuk dan cara untuk donasi," kata Koordinator Seniman Tari dan Musik Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Armen, di Jakarta, Selasa, 29 September 2020.

Seharusnya, kata Armen, seniman tidak bekerja dengan cara donasi konser. PSBB yang diterapkan secara terus menerus telah menutup ruang kreativitas seniman dalam berkarya untuk memperoleh penghasilan.

Penutupan sementara kawasan wisata TMII sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 nyatanya menjadi 'kuburan hidup' bagi Armen dan ratusan rekan seprofesinya. "TMII sekarang seperti kuburan hidup bagi kami, aktivitas mati karena dikontrol petugas."

Satu-satunya peluang mencari pendapatan, kata Armen, hanya melalui konser virtual yang memanfaatkan fasilitas media sosial dengan mencantumkan permintaan donasi. Armen mengatakan konser tidak seharusnya digelar dengan donasi, sebab seniman harus berkarya.

"Bagi saya agak malang juga seniman melakukan itu (donasi melalui konser virtual).” Ia khawatir, jika wabah COVID-19 selesai, seniman akan terbawa kebiasaan itu. Sedangkan seniman berkaitan dengan mempertahankan marwah budaya.

"Saya tidak bisa menyalahkan teman-teman, sebab pergerakan memang sudah tidak ada lagi.

Donasi yang terkumpul melalui konser virtual terkadang tidak sesuai harapan untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar para seniman. Mencari donasi memakan waktu dan tenaga. “Kadang ada, kadang tidak pemasukan."