Dua Pekan Gelombang Demo Omnibus Law di Jakarta

Sabtu, 17 Oktober 2020 11:55 WIB

Massa unjuk mengatasnamakan diri Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) mendatangi area Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Jumat, 16 Oktober 2020. Mereka membawa tuntutan serupa dengan BEM SI yaitu mencabut omnibus law. TEMPO/Wintang Warastri

2. Selasa, 6 Oktober 2020

Segerombolan remaja yang diduga dari kelompok Anti Kemapanan ditangkap Kepolsian Daerah Metro Jaya. Para remaja yang berjumlah 18 orang itu rencananya ingin ikut berdemo di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Dari hasil pemeriksaan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan 18 orang itu adalah siswa SMA yang mendapat informasi akan ada demonstrasi di DPR.

"Katanya mereka dapat info di medsos mau ada ribut di DPR, makanya datang ke sana. Setelah diperiksa, nanti kami pulangkan," kata Yusri.

3. Rabu, 7 Oktober 2020

Pada hari ini, ramai di media sosial tentang poster yang mengajak siswa STM untuk berunjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI. Dalam poster berjudul "STM Bergerak #TOLAKOMNIBUSLAW #MOSITIDAKPERCAYA", para siswa diminta datang pada Rabu, 7 Oktober 2020 pukul 13.00. Tagar #STMMELAWAN pun trending di media sosial Twitter.

Hasilnya, kerusuhan yang diakibatkan oleh massa terjadi di sekitar Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Rabu sore. Massa merusak satu unit mobil tahanan milik Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Pusat.

Yusri menerangkan pihaknya menangkap sekitar 200 siswa STM saat itu yang berencana akan mengikuti demonstrasi. Mereka ditangkap saat dalam perjalanan ke Gedung DPR RI dari Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

4. Kamis, 8 Oktober 2020

Setelah sempat gagal menggelar aksi unjuk rasa, massa akhirnya berhasil melakukan demonstrasi pada Kamis, 8 Oktober 2020 di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat. Walaupun pada saat itu polisi tetap melakukan penyekatan di sejumlah jalan masuk menuju Jakarta.

Saat itu Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI akan menggelar unjuk rasa untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Demonstran akan mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu).

Namun, demonstrasi yang awalnya berjalan tertib berakhir anarkis. Sejumlah perusuh melakukan pelemparan kepada polisi dan merusak sejumlah fasilitas umum. Sebanyak 18 pos polisi dan 30 halte Transjakarta dirusak dan dibakar massa.

Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap sekitar 1.000 orang yang diduga perusuh dalam demonstrasi mahasiswa dan buruh yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Mereka yang diciduk dicurigai polisi sebagai anarko.

"Sudah hampir seribu yang kami amankan, itu adalah anarko-anarko itu, perusuh-perusuh itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat dihubungi, Kamis, 8 Oktober 2020.

Berita terkait

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

1 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

13 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

14 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

14 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

14 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

14 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

15 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

15 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

15 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

17 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya