Demo Krisis Iklim di Balai Kota, Walhi Sindir Soal Pembangunan Infrastruktur

Reporter

Tempo.co

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 5 November 2021 19:40 WIB

Aktivis Aliansi Perlawanan Iklim melakukan aksi di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat, 5 November 2021. Aksi tersebut menyerukan pembiaran krisis iklim yang terjadi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo karena dianggap lebih melindungi oligarki atau bisnis. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai Organisasi yang tergabung dalam Aliansi Perwakilan Perubahan Iklim (APPI) menggelar aksi unjuk rasa tentang krisis iklim global. Mereka menggelar long march dari Balai Kota DKI hingga kawasan Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat.

Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus Sholeh Ahmadi mengatakan, Balai Kota menjadi tempat titik kumpul aksi unjuk rasa dengan maksud menyindir Jakarta untuk mengupayakan pendorongan pemulihan lingkungan Ibu Kota.

“Dalam konteks Jakarta, pemerintah untuk segera menghentikan pembangunan infrastruktur,” kata Ahmadi kepada Tempo di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat, 5 November 2021.

Penghentian pembangunan infrastruktur di Jakarta yang dimaksud Ahmadi adalah reklamasi di Pantai Utara Jakarta, Tanggul Laut Raksasa Jakarta, dan Proyek Kepulauan Seribu menjadi kawasan strategis nasional pariwisata.

Menurut Ahmadi, penghentian pembangunan infrastruktur tersebut bertujuan untuk mengutamakan keselamatan rakyat dari krisis iklim global dan ancaman bagi ekosistem di laut.

Aktivis Aliansi Perlawanan Iklim melakukan aksi di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat, 5 November 2021. Aksi tersebut menyerukan pembiaran krisis iklim yang terjadi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo karena dianggap lebih melindungi oligarki atau bisnis. TEMPO/Muhammad Hidayat

“Krisis di Jakarta ini kan udah lama, dan sebagian besar disebabkan oleh pembangunan,” ujar Ahmadi.

Aliansi yang tergabung dalam unjuk rasa ini terdiri dari Walhi, Greenpeace, Jeda untuk Iklim, BEM FMIPA UI, Extinction Rebellion, dan Solidaritas Perempuan.

Adapun 6 tuntutan yang disampaikan APPI dalam unjuk rasa, sebagai berikut:

1. Mengehentikan pemberian izin baru untuk pembangunan PLTU batu bara, termasuk PLTU co-firing dan PLTU dengan teknologi CCS dan mempensiunkan pengoperasian PLTU batu bara dan segera beralih ke energi terbarukan.

2. Mengedepankan zero deforestation tanpa ada dalih proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang nyatanya hanya untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi segelintir orang.

3. Segera mengesahkan National Gender Action Plan untuk memastikan akses, kontrol, partisipasi dan manfaat bagi perempuan dalam setiap kebijakan dan proyek iklim yang dilakukan, termasuk memastikan kebijakan maupun proyek tersebut tidak berbahaya dan merugikan perempuan.

4. Meningkatkan target penurunan emisi dalam NDC dan memastikan rencana ambisius untuk mencapai net zero emission paling lambat 2050.

5. Menghentikan pemberian konsesi di pulau-pulau dan wilayah pesisir.

6. Meningkatkan pemberian perlindungan, pelibatan dan partisipasi dari garda terdepan seperti masyarakat adat, petani, masyarakat pesisir, dan komunitas lokal lainnya terhadap perlindungan lingkungan.

Baca juga: 10 Poin Rapor Merah Anies Baswedan, dari Kondisi Udara hingga Reklamasi

SYIFA INDRIANI

Berita terkait

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrakstruktur

53 menit lalu

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrakstruktur

Walhi Bali menilai banyak pembangunan infrastruktur yang mendegradasi bahkan menghilangan subak atau sistem irigasi tradisional air khas Bali

Baca Selengkapnya

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

21 jam lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

1 hari lalu

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

Walhi Jabar tidak setuju dengan rencana pameran karena kondisi Sungai Citarum masih rusak dan tercemar tinggi.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

1 hari lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

2 hari lalu

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

Greenpeace mengkritik Pemerintah Indonesia yang masih menolerir proyek PLTU. Pemenuhan Paris Agreement 2015 masih jauh panggang dari api.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

4 hari lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

4 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

4 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

5 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

5 hari lalu

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

Risiko bencana ekologis di kawasan Lembah Anai telah sering diingatkan banyak pihak.

Baca Selengkapnya