Transjakarta Diminta Segera Bentuk Divisi Keselamatan untuk Cegah Kecelakaan
Reporter
Antara
Editor
Iqbal Muhtarom
Rabu, 29 Desember 2021 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aspek keselamatan menjadi PR besar bagi Transjakarta dalam pelayanannya di tahun depan untuk menekan kasus kecelakaan yang tahun ini tercatat ada 508 kasus.
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mengharapkan adanya pembentukan direktorat atau divisi khusus keselamatan transportasi dalam struktur organisasi TransJakarta sebagai agenda utama pada 2022.
Ketua DTKJ Haris Muhammadun mengatakan pembentukan divisi khusus keselamatan transportasi pada TransJakarta merupakan rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Ini akan menjadi agenda prioritas kita yang pertama dilakukan pada tahun 2022," kata Haris dalam konferensi pers di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Rabu 29 Desember 2021.
Departemen keselamatan, kata Haris akan mengelola manajemen risiko serta memberikan jaminan keselamatan bagi penumpang.
Ketua Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ Prayudi menjelaskan, DTKJ merekomendasikan bahwa seluruh operator yang berada di bawah TransJakarta memiliki divisi khusus untuk keselamatan.
Selain itu, tujuh operator bus TransJakarta juga harus memastikan pemeriksaan kesehatan pengemudi secara berkala untuk mengantisipasi terjadinya serangan jantung yang bisa mengakibatkan kecelakaan bus.
Salah satu yang ditemukan DTKJ adalah adanya pengemudi yang meninggal akibat epilepsi. "Kesehatan ini yang seharusnya menjadi bagian dari perhatian operator agar pramudi dicek kesehatannya, apakah setahun sekali atau per enam bulan," kata Prayudi.
Tidak hanya jam kerja yang dievaluasi, DTKJ juga mengusulkan adanya fasilitas penginapan agar pengemudi yang mendapatkan sif pagi mendapat waktu istirahat yang cukup.
Seringkali, jadwal operasi sif pagi dimulai pukul 04.00 WIB. Kemudian, pengemudi yang berdomisili jauh dari lokasi awal trayek bus harus mempersiapkan diri lebih awal.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan konsentrasi pengemudi Transjakarta berkurang karena kurang istirahat.
Baca juga: Ada 508 Kecelakaan Transjakarta Sepanjang 2021, 2 Operator Bus Sedang Dievaluasi