Meningkatnya Kasus Omicron di Jakarta hingga Sekolah yang Ditutup Sementara
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Juli Hantoro
Selasa, 18 Januari 2022 07:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dari hari ke hari, temuan kasus Covid-19 varian Omicron di Jakarta terus meningkat. Hingga kemarin, total kasus Omicron di Ibu Kota sudah tembus angka 825.
"Total kasus Omicron sendiri 825," kata Wakil Gubernur atau Wagub DKI Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin malam, 17 Januari 2022.
Angka ini meningkat dibanding sehari sebelumnya yang tercatat 720 kasus.
Mayoritas yang terpapar Omicron hingga hari ini adalah mereka yang sebelumnya melakukan perjalanan dari luar negeri.
Riza merinci dari 825 kasus itu terdiri 582 pelaku perjalanan luar negeri dan 243 transmisi lokal.
Sebelumnya jumlah pelaku perjalanan luar negeri yang terpapar Omicron tercatat 567 orang. Itu artinya jumlah pasien Omicron yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri naik 15 orang.
Kasus Covid yang menanjak ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya penyebaran yang lebih banyak lagi mengingat varian Omicron bisa menyebar dengan cepat.
Karena itu Wagub DKI mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Politikus Partai Gerindra ini meminta agar penularan Omicron tidak dianggap enteng.
"Masalah virus ini tidak boleh dianggap enteng," ucap dia.
Riza pun menyinggung bakal ada pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Ibu Kota jika kasus terus meningkat.
Kata epidemiolog...
<!--more-->
Namun epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta tak harus naik ke level 3 akibat meningginya penularan kasus Covid-19 varian Omicron. Menurut dia, status PPKM harus disesuaikan dengan indikator epidemiologis.
"Saya kira dijaga saja pada level 2, tidak mesti langsung 3, tapi sesuai dengan konteks indikator epidemiologisnya," kata dia saat dihubungi, Senin, 17 Januari 2022.
Jakarta berstatus PPKM Level 2 hingga hari ini. Penularan kasus Omicron di Ibu Kota kian melonjak seiring dengan bertambahnya kasus harian baru. Per kemarin ditemukan 720 kasus Omicron yang terdiri dari 567 pelaku perjalanan luar negeri dan 153 transmisi lokal.
Yang terpenting, dia melanjutkan, pemerintah harus bisa memastikan aktivitas yang mengundang banyak orang harus diminimalisasi. Selain itu, pencegahan penularan virus corona berupa 5M tetap dijalankan.
Dicky mengingatkan pentingnya menggunakan masker, khususnya bagi masyarakat yang mobilitasnya tinggi, lanjut usia alias lansia, hingga memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Maskernya kalau bisa mereka N95 atau KN95," ujar dia.
Langkah mitigasi berikutnya adalah memperkuat literasi, membangun persepsi risiko, dan penguatan data. Menurut Dicky, langkah ini tidak hanya untuk merespons penularan Omicron, tapi juga varian lainnya seperti Delta atau Alpha.
Kemudian perlu dipersiapkan juga pelayanan kesehatan, seperti stok obat, alat medis, oksigen, hingga sumber daya manusianya.
"Pada beberapa situasi yang namanya melokalisir mau itu dalam bentuk PPKM ketat atau microlockdown bisa saja membantu asal dengan dana yang kuat," jelas dia.
Kasus meningkat, sekolah ini ditutup sementara...
<!--more-->
39 Sekolah Ditutup Sementara
Adanya peningkatan kasus Covid-19 berdampak pada pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen. Sebanyak 39 sekolah di Jakarta terpaksa ditutup sementara dan pembelajaran kembali dilakukan secara daring untuk sementara lantaran temuan kasus Covid-19 di sekolah-sekolah tersebut.
Wagub DKI Ahmad Riza Patria mengatakan sejak 8 Januari hingga Senin, 17 Januari 2022 jumlah sekolah yang telah ditutup sementara adalah 39 unit.
"Data sampai hari ini memang ada peningkatan sekolah tutup," kata dia di Balai Kota, kemarin.
Riza melanjutkan dari 39 sekolah itu didapati 62 siswa terkonfirmasi Covid-19. Selain itu, 2 pendidik dan 3 tenaga kependidikan terinfeksi virus corona.
Sekolah yang tutup, dia melanjutkan, tersebar di lima kota Jakarta. Adapun sebagian sekolah sudah dibuka kembali.
"Dari data yang kami terima yang sudah dibuka kurang lebih ada 9," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Riza mengatakan, mayoritas kasus yang ditemukan di sekolah berasal dari luar lingkungan belajar. Dia mengatakan, temuan kasus di sekolah rata-rata hanya 1-2 orang.
"Dari data sementara lebih banyak mereka terpapar itu bukan di sekolah, apa di rumah atau perjalanan," kata dia.
Riza membeberkan temuan kasus tertinggi berasal dari SMK Negeri 35 Jakarta. Di sekolah ini ditemukan 9 siswa dan 2 tenaga kependidikan yang terinfeksi Covid-19. Sementara di sekolah lain antara 1-3 orang yang terpapar Covid-19.
"Itu artinya mereka terpapar tidak di sekolah, terpapar dari luar sekolah," ujar dia.
Untuk itu, dia menyebut, pemerintah DKI belum bisa memastikan seluruh temuan kasus Covid-19 terjadi di sekolah.
Seperti diketahui, sekolah tatap muka terbatas 100 persen di Ibu Kota dimulai 3 Januari 2022. Kapasitas anak 100 persen dengan durasi belajar yang masih dibatasi, yakni enam jam pelajaran. Satu jam pelajaran sama dengan 35 menit.
Kepala Bidang Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah memaparkan 10.947 sekolah dengan total 1.370.249 siswa menggelar PTM terbatas 100 persen.
Baca juga: Penularan Omicron Jakarta Meninggi, Epidemiolog: Tidak Harus PPKM Level 3