Tarif Integrasi, Pendapatan 3 BUMD DKI Disebut Minus Dalam Jangka Pendek
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Rabu, 16 Maret 2022 19:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan terkoreksinya pendapatan tiga BUMD akibat tarif integrasi bakal terjadi dalam jangka pendek. Sebab, perusahaan memberikan diskon tarif tiket penumpang.
"Di tahap awal memang jumlah penumpangnya baru sedikit," kata dia di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Maret 2022.
Tiga BUMD DKI itu adalah PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT MRT Jakarta, dan PT LRT Jakarta. Menurut Syafrin, terkoreksinya pendapatan tiga perusahaan pelat merah ini hanya berlangsung jangka pendek.
Ke depannya, dia meyakini, jumlah penumpang akan bertambah apabila diterapkan tarif integrasi transportasi JakLingko.
Pendapatan tiket dari tambahan penumpang inilah yang bakal menutupi kekurangan dana perusahaan akibat kucuran diskon tarif integrasi. Di tahap awal, tutur Syafrin, penambahan jumlah penumpang diperkirakan naik satu persen.
"Dalam jangka panjang terjadi peningkatan ridership (penumpang), sehingga penurunan yang di jangka pendek ini akan otomatis tertutup dengan peningkatan ridership, pendapatannya naik," jelas dia.
Hari ini Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI menggelar rapat kerja dengan Dishub DKI membahas tarif integrasi transportasi JakLingko. Syafrin memaparkan simulasi pendapatan tiga BUMD DKI pada 2019-2021 tercatat minus atau terkoreksi jika diterapkan tarif integrasi.
Pada 2019, pendapatan tiga BUMD DKI mencapai Rp 859,13 miliar dengan total 287,26 juta penumpang. Sementara realisasi PSO atau subsidi tiket sebesar Rp 3,16 triliun. Jika diterapkan tarif integrasi JakLingko, maka pendapatan tiga perusahaan minus Rp 14,46 miliar.
Kemudian di 2020, pendapatan tiket tiga BUMD mencapai Rp 380,54 miliar dengan total 142,2 juta penumpang. Subsidi tiket yang dikucurkan pemerintah DKI naik menjadi Rp 3,59 triliun. Skema tarif integrasi juga akan menggerus pendapatan tiket, yakni minus Rp 6,48 miliar.
Syafrin berujar, pihaknya pun menghitung perkiraan pendapatan tiket tiga BUMD pada 2021. Jumlah penumpang tahun lalu hanya 131,82 juta, sehingga pendapatan tiket juga merosot menjadi Rp 292,23 miliar. Jika kala itu tarif integrasi sudah berjalan, tutur Syafrin, maka pendapatan tiket tiga BUMD DKI itu minus Rp 4,84 miliar.
Baca juga: DPRD Kecewa Sejumlah Dirut BUMD DKI Absen Rapat Bahas Tarif Integrasi