Kronologi Korban Penipuan Kerja Paruh Waktu Like dan Subsribe di Depok

Kamis, 11 Mei 2023 15:13 WIB

Ilustrasi menonton video di Youtube. (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Depok - Korban penipuan kerja like dan subscribe YouTube, SN mengatakan tertarik dengan tawaran kerja paruh waktu itu karena grup Telegram pelaku memiliki anggota aktif hingga 300.

SN mengungkapkan mulanya pelaku mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp berulang kali, bahkan menelpon. Setelah menanyakan tujuan pelaku, korban diundang ke grup Telegram yang dibuat pelaku.

"Awalnya saya tidak tertarik untuk gabung, tapi saat dimasukkan ke grup Telegram yang ramai, isinya ada 300 orang lebih," kata SN, saat dikonfirmasi, Rabu, 10 Mei 2023.

Grup Telegram Aktif

Menurut korban grup tersebut aktif dan terlihat meyakinkan. Mulanya ia hanya iseng mengikuti arahan dan tugas dari pelaku untuk melakukan like dan subscribe video YouTube.

Advertising
Advertising

Awalnya pelaku memberi trial dulu, memperkenalkan diri dan menginformasikan ada trial untuk dicoba.

"Sebelum dipindahkan ke grup Telegram saya cobain tuh, like dan subscribe doang, kayak gini doang tugasnya like dan subscribe aja," kata perempuan warga Depok itu.

Setelah itu, pelaku mengundang korban ke grup Telegram, di sana ada sekitar 300 anggota lebih. Jumlah member di grup tersebut membuat SN yakin.

"Jadi seolah-olah kayak yang beneran, waktu itu kan saya postingnya malam, magrib itu 1 Mei, jadi pelaku sudah ada tugas-tugas, jadi di dalam grup itu sudah ada tugas ke-25," paparnya.

Kemudian, SN scroll grup tersebut ternyata sudah ramai dan banyak yang mencoba, ia pun mencoba bukan dari tugas nomor satu, tapi ke-19.

"Setiap tugas ada waktunya, jadi hanya berlaku selama 20 menit, misalnya tugas ke-19 berlaku selama 20 menit, jadi orang cepet-cepetan ngerjainnya, cuma like dan subscribe doang, lanjut ke tugas ke-20 ada lagi posting lanjut tugas ke-20 dalam waktu 20 menit, langsung pada ngerjain dan seterusnya sampai selesai hari itu," katanya.

Waktu operasi kerja di grup tersebut hanya dari pukul 09.00 WIB sampai 20.00 WIB.

"Jadi orang-orang pada standby seolah-olah menunggu, oh ini ada tugasnya lagi, langsung pada ngerjain, muncul tugas langsung kerjain, jadi orang itu dibikin fokus buat mengikuti ritme dari penipu itu, kita jadi kayak tidak ada jeda dalam satu hari, bener-bener intens, makanya seolah-olah terhipnotis tapi secara sadar, masuk ke dalam permainnya," kata SN.

Selanjutnya korban mulai diminta top up sebagai syarat untuk melanjutkan tugas...

<!--more-->

Diminta Top Up

Setelah mengerjakan tiga tugas like dan subcribe dan reward cair, SN sudah mengerjakan tugas sampai 18 kali selama dua hari. Kemudian dia diminta untuk top up deposit.

"Top up ini diberi judul oleh pelaku sebagai Tugas Peningkatan. Dia ini bilangnya membantu menaikkan transaction rate di website krypto mitra perusahaan mereka, jadi kita diminta buat deposit dulu, nanti kita mainin dan bisa di-withdraw lagi," kata SN.

Bila tidak mau mengerjakan tugas peningkatan tersebut, dia tidak bisa lanjut guna mengerjakan tugas seperti biasa untuk like dan subscribe.

"Yang hari pertama, saya ikuti yang top up Rp500 ribu, dan berhasil ditarik biasa dengan reward-nya 20 persen, terus hari keduanya setelah saya mengerjakan tugas kesembilan,muncul lagi tugas peningkatan sama, harus deposit lagi di website Krypto rekan pelaku sebesar yang ditentukan mereka," jelas SN.

Dipindah ke Grup VIP

Setelah dirinya kembali top up, dirinya mengikuti instruksi pelaku melakukan tugasnya. Mereka mengeluarkan SN dari grup Telegram dengan jumlah member sekitar 300 dan dipindahkan ke grup kecil.

"Selesai tugas peningkatannya, biasanya seperti hari sebelumnya bisa langsung dicairkan, tapi kali ini tidak bisa, saya diminta buat menyelesaikan tugas di grup VIP dulu, anggotanya lima orang, satu orang pemimpinnya yang memberi tugas ke anggota," katanya.

Pelaku, sambung SN, menyebutkan anggota di grup tersebut adalah tim, jadi harus menyelesaikan semuanya, jika tidak ada yang selesai salah satu berarti yang sebelumnya sudah disetorkan tidak bisa dicairkan.

"Jadi jika tidak setor, merasa tidak enak dengan anggota lainnya, takut tidak bisa dicairkan, tapi tugas pertama di grup VIP itu bukan di deposit, mereka menyuruh mereview hotel dan restoran, saya ngerjain aja bersama empat orang itu, yang belakangan saya tahu mereka komplotan," jelasnya.

Selanjutnya korban dipindahkan ke grup VIP...

<!--more-->

Member Grup VIP Diduga Komplotan Penipu

Di grup VIP tersebut, kata SN, seluruh member respons cepat dan tiap ada tugas langsung mengerjakan, kemudian ketika diminta deposit, mereka juga langsung transfer.

"Jadi seolah-olah meyakinkan, pertama kali dimasukkan ke grup itu saya juga bingung itu grup apa, pelaku menjelaskan kalau itu grup VIP," ujarnya.

Para anggota grup VIP itu berusaha menyakinkan SN bahwa pekerjaan itu aman. Mereka ada yang berpura-pura baru pertama kali ikut pekerjaan semacam itu, dan ada yang sudah beberapa kali bekerja dengan cara like and subscribe akun.

"Jadi obrolan mereka masuk ke pikiran saya, tiga orang lainnya di grup itu juga tugasnya meyakinkan saya dan mem-push saya," katanya.

Deposit Lagi Bukan untuk Untung Banyak

Pada tugas kedua, dia minta deposit kembali Rp3,7 juta. Setelah melakukan tugas yang ketiga atau tugas terakhir, dia dijanjikan bisa mencairkan uang dan reward-nya.

"Saya deposit lagi bukan ingin untung banyak, tapi karena uang saya sudah nyangkut dan saya ingin semua dibalikin, ya sudah akhirnya sampai tugas ketiga ini saya ikuti, transfer lagi Rp14,7 juta itu," ujar SN.

Selanjutnya tugas yang diberikan makin intens, tiap 10 menit....

<!--more-->

Diberi Tugas Intens

Setelah itu korban kembali mengerjakan tugas mulai dari pukul 10.00 WIB sampai 18.00 WIB tidak bisa lepas dari tugas yang diberikan. "Harus bener saya pantengin, karena waktunya tiap 10 menit. Uang saya kan nyangkut ya, bagaimana untuk dicairkan lagi, ya sudah saya kemakan buat ngerjain tugas dari pelaku," jelas SN.

Setelah tugas terakhir selesai dikerjakan, pelaku bilang ada perubahan sistem dan lainnya, kemudian diminta transfer lagi senilai Rp30 juta untuk tugas tambahan. "Itu boleh pilih, tapi yang paling kecil Rp30 juta, dari situ saya mulai sadar, karena selama mengikuti mereka terus saya tidak sadar ditipu, setelah itu saya mulai sadar, jangan-jangan saya tertipu," katanya.

Saat itu pun korban belum sepenuhnya yakin jika sudah tertipu, dan saat suaminya pulang dirinya baru benar-benar sadar bahwa itu penipuan. "Alhamdulillahnya ini semua uang kita, bukan pinjam, sudah hilang, setidaknya kita tidak ada utang," katanya.

Uang Suami dan Perpanjang Sewa Usaha

SN mengungkapkan uang yang dideposit ke pelaku senilai Rp21 juta lebih tersebut merupakan uang untuk biaya sewa usahanya. "Sama uang tabungan suami juga," kata SN.

SN mengungkapkan bahwa dirinya sudah empat tahun usaha dan baru kali ini menyimpan uang untuk perpanjang sewa kios di rekening biasa. "Dalam empat tahun ini, padahal biasanya setiap ada setoran saya simpan di reksadana, jadi memang sudah jalannya saja kali ya," ungkapnya.

Setelah sadar tertipu, SN kemudian mengunggah kasus penipuan modus like dan subscribe itu di Twitter hingga viral. "Walaupun banyak yang bully juga, saya akhirnya melaporkan ke polisi dan sudah dimintai keterangan, polisi ke rumah juga," ucap SN.

RICKY JULIANSYAH

Pilihan Editor: Modus Penipuan Kerja Paruh Waktu Like dan Subscribe YouTube, Perempuan di Depok Rugi Rp 21 Juta

Berita terkait

Konten Sora OpenAI Dituding Memakai Referensi YouTube, Google Berjanji Akan Memeriksanya

1 jam lalu

Konten Sora OpenAI Dituding Memakai Referensi YouTube, Google Berjanji Akan Memeriksanya

Aplikasi Sora OpenAI dituding melanggar hak cipta dan mendapatkan referensi dari YouTube. Google akan mengusut masalah ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

6 jam lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

21 jam lalu

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

1 hari lalu

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Polda Jabar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus itu.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

1 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya

Soal Pilgub Jabar, Wali Kota Depok Mohammad Idris : Emang Gue Pikirin

1 hari lalu

Soal Pilgub Jabar, Wali Kota Depok Mohammad Idris : Emang Gue Pikirin

Wali Kota Depok Mohammad Idris menanggapi santai dan memilih menyelesaikan janji kampanye ketimbang memikirkan isu dorongan pencalonan dirinya maju dalam Pilgub 2024 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

1 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

1 hari lalu

7 Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih di ICU RSUI dan RS Bhayangkara Brimob

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengungkapkan 7 korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana masih menjalani perawatan intensif di ICU rumah sakit.

Baca Selengkapnya

15 Kecelakaan Bus Rombongan Siswa 2 Tahun Terakhir, Terbaru Tragedi SMK Lingga Kencana Depok di Subang

1 hari lalu

15 Kecelakaan Bus Rombongan Siswa 2 Tahun Terakhir, Terbaru Tragedi SMK Lingga Kencana Depok di Subang

Kecelakaan bus berpenumpang rombongan siswa dalam 2 tahun terakhir sering terjadi. Terakhir musibah siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Libatkan Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Pemkot Tangsel Evaluasi Study Tour Luar Daerah

1 hari lalu

Kecelakaan Maut Libatkan Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Pemkot Tangsel Evaluasi Study Tour Luar Daerah

Pasca-kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang pelajar SMK di Depok, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel melalukan evaluasi.

Baca Selengkapnya