Cerita Warga saat Cuaca Panas: Omzet Pedagang Jus dan AC Meningkat, Tagihan Listrik Membengkak

Rabu, 4 Oktober 2023 06:15 WIB

Karyawan toko tengah mengemas pendingin udara (AC) di sebuah toko elektronik kawasan Kramatjati, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Musim kemarau dengan cuaca yang panas membuat permintaan AC mengalami peningkatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian wilayah Indonesia termasuk Jakarta merasakan cuaca panas dalam sepekan terakhir. Warga yang terdampak pun mencari solusi untuk membuat dirinya lebih nyaman dengan memasang penyejuk udara, kipas angin, atau sekadar membeli minuman dingin.

Ayu, ibu rumah tangga, mengatakan cuaca panas mengganggu aktivitasnya sehari-sehari. Ia mengakalinya dengan melakukan pekerjaan rumah di malam hari. “Supaya lebih dingin,” katanya saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 3 Oktober 2023.

Di sisi lain, Ayu memiliki balita yang sensitif dengan cuaca panas sehingga mudah rewel dan iritasi. Alhasil saat di rumah frekuensi penggunaan air conditioner (AC) atau penyejuk udara lebih sering. “Pembayaran listrik jadi naik, biasanya Rp600 ribu jadi 750 ribu,” kata dia.

Mulyo, sales Sinar Mulya Pusat Elektronik, di Kebayoran Lama menceritakan ada peningkatan penjualan selama Jakarta dilanda cuaca panas. “Kipas angin penjualan bisa naik sampai 50 persen, kalau Air Conditioner (AC) mungkin sekitar 5 persen,” ujarnya.

Ia menuturkan dalam sehari kipas angin pernah terjual hingga 20 unit. Sementara untuk AC tidak setiap hari terjual karena harganya yang lebih tinggi. “Karena kalau orang beli kipas angin itu bisa lebih dari 1, ada yang dipasang di dinding, ada yang di meja,” ucap dia.

Advertising
Advertising

Menurut Mulyono, belakangan juga banyak warga yang membeli AC bekas atau memperbaiki AC-AC lamanya. “Karena memang harganya (AC baru) lebih mahal,” tuturnya.

Meski ada peningkatan omzet, ucap Mulyono, jumlahnya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Ia menduga karena faktor ekonomi masyarakat yang masih lesu imbas pandemic.

Soedani, seorang penjual telur gulung, mengatakan cuaca panas Jakarta berdampak negatif pada dagangannya. “Kalau panas begini, yang beli berkurang, biasanya yang laku minuman. Saya saja sekarang lebih banyak beli minum,” ujarnya.

Ucapan Soedani diamini Beeyung Revni, pedagang jus. Ia menyebut penjualannya meningkat saat ini. “Ya, kalau panas seperti ini yang beli minum tambah banyak, mereka jadi lebih memilih yang ringan dan segar seperti es jeruk,” ceritanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca panas akan berlangsung sampai Oktober 2023. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh untuk dapat menjalankan aktivitas dengan baik.

"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," kata dia.

LAYLA AISYAH

Pilihan Editor: 80 RS Menolak Jadi Rujukan Bocah Mati Batang Otak di Bekasi, Kenapa?

Berita terkait

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

5 jam lalu

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

Banjir akibat luapan sungai di Nagan Raya, Aceh, berangsur surut, Namun, masih ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

13 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

16 jam lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

17 jam lalu

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

BMKG kembali menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi untuk berbagai perairan, mencakup area nelayan dan penyeberangan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

21 jam lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

23 jam lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

1 hari lalu

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan. Pola angin yang memicu ombak tinggi banyak terdeteksi di area Indonesia tengah.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

1 hari lalu

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M5,8 mengguncang Pantai Utara Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Senin pagi, 13 Mei 2024. Tidak ada potensi tsunami.

Baca Selengkapnya