Tak Mau Jadi Rempang Kedua, Warga Rumpin Mengadu ke Fadli Zon soal Konflik dengan TNI

Senin, 9 Oktober 2023 19:27 WIB

Warga Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor, memasang spanduk menolak klaim TNI AU atas kepemilikan tanah 1000 hektare. Foto: Forum Masyarakat Desa Sukamulya

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan warga Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor, mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mengadukan soal konflik lahan dengan TNI Angkatan Udara, dalam hal ini Lanud Atang Sanjaya (ATS).

Dalam agenda yang berlangsung di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, tersebut, Junaedi Adhi Putra selaku Koordinator Forum Masyarakat Desa Sukamulya, mengungkapkan jika masyarakat mendapat diskriminasi ketika mengajukan sertifikat tanah.

Junaedi menuturkan masyarakat setuju jika TNI AU mengajukan penerbitan sertifikat lahan. Namun, ia meminta pemerintah bersikap adil.

“Karena memang hanya milik TNI AU yang disertifikat, tapi milik masyarakat tidak boleh. Itu yang kemudian menjadi keresahan masyarakat sehingga kami bertanya-tanya, rasa keadilannya di mana?” kata Junaedi kepada Tempo saat ditemui usai audiensi dengan DPR RI, Senin, 9 Oktober 2023.

Perwakilan warga Sukamulya, Rumpin, Bogor ini diterima oleh anggota Komisi Pertahanan DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon. Kepada Fadli Zon, mereka menyerahkan dokumen berisi kronologi konflik maupun perkembangan situasi terkini.

Advertising
Advertising

Junaedi mengatakan Fadli Zon memutuskan akan membantu perjuangan mereka. “Pertama, Pak Fadli Zon akan melakukan kunjungan ke sana langsung dan yang kedua akan menyurati sebagai langkah teknis penyelesaiannya ke Kemenhan dan beberapa lembaga terkait,” kata Junaedi.

Menurut Junaedi kondisi di lapangan sudah genting sehingga pihaknya memutuskan mengadu ke DPR RI. Ia bercerita pada 3 Oktober 2023, perwakilan dari Lanud Atang Sanjaya datang untuk melakukan pengukuran tanah.

Junaedi menjelaskan pada 2012 lalu telah dilakukan verifikasi bersama mengenai kepemilikan lahan di Desa Sukamulya, Rumpin. Dari 1070 hektare luas tanah di desa itu, hasil verifikasi menyatakan lahan yang dikuasai TNI AU lebih kurang 75 hektare dan sisanya adalah milik Masyarakat.

Namun, dalam perkembangannya, Junaedi menuding TNI AU mengabaikan hasil verifikasi tersebut. Mereka diduga melakukan berbagai upaya untuk menguasai lahan seluas mungkin dengan mengintimidasi warga seperti melarang adanya pembangunan, penerbitan sertifikat, pemasangan plang dan patok hingga latihan perang di tengah pemukiman penduduk.

Sebelumnya, ratusan warga kampung Cibitung dan Malahpar, Desa Sukamulya, Rumpin melakukan aksi keliling kampung dan memasang spanduk bertemakan penolakan atas klaim TNI AU Cq. LANUD ATS terhadap lahan warga pada Rabu, 4 Oktober 2023.

“Stop intimidasi dan perampasan tanah di Sukamulya” bunyi tulisan di salah satu spanduk.

“Jangan jadikan Sukamulya Rempang ke-2,” bunyi tulisan lainnya.

Tempo mencoba mengkonfirmasi hal ini melalui Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud ATS, tapi belum menerima jawaban. Kemudian dikonfirmasi Kepala Subdinas Penerangan Umum Dispen TNI AU, Kolonel Sus Sonaji Wibowo mengatakan dirinya akan mengecek aksi warga tersebut. "Saya belum dapat info, saya akan cek dulu," kata Sonaji.

I GUSTI AYU PUTU PUSPASARI | MAHFUZULLOH AL MURTADHO

Pilihan Editor: Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Berita terkait

Kritik terhadap DPR yang Melakukan Revisi Undang-undang di Akhir Masa Jabatan

5 jam lalu

Kritik terhadap DPR yang Melakukan Revisi Undang-undang di Akhir Masa Jabatan

Langkah DPR merevisi sejumlah undang-undang menjelang akhir masa jabatan menuai kritik.

Baca Selengkapnya

Usai Bahas Kenaikan UKT dengan DPR, Kemendikbud Akan Evaluasi Permendikbud Soal SBOPT

6 jam lalu

Usai Bahas Kenaikan UKT dengan DPR, Kemendikbud Akan Evaluasi Permendikbud Soal SBOPT

Kemendikbud memberikan penjelasan mengenai kenaikan UKT yang didasarkan pada Permendikbudristek Nomor 2 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Beragam Penolakan terhadap Revisi Keempat UU MK

6 jam lalu

Beragam Penolakan terhadap Revisi Keempat UU MK

Revisi UU MK dinilai sebagai autocratic legalism, yaitu penggunaan instrumen hukum untuk kepentingan kekuasaan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Narkoba di Citeureup Bogor Sasar Surabaya dan Kalimantan

7 jam lalu

Pabrik Narkoba di Citeureup Bogor Sasar Surabaya dan Kalimantan

Setiap bulan, pabrik narkoba skala rumahan di Citeureup Kabupaten Bogor ini disebut dapat memproduksi narkotika hingga ribuan tablet.

Baca Selengkapnya

Kala Nadiem Rapat di DPR dan Dikirimi Surat Terbuka dari BEM UNS terkait UKT Mahal

7 jam lalu

Kala Nadiem Rapat di DPR dan Dikirimi Surat Terbuka dari BEM UNS terkait UKT Mahal

Nadiem mengatakan, prinsip dasar UKT harus mengedepankan azas keadilan dan inklusifitas. Menurutnya, keadilan itu dihadirkan dalam UKT berjenjang.

Baca Selengkapnya

Polisi Gerebek Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Ketua RT Cerita Dikamuflase Sebagai Bengkel

8 jam lalu

Polisi Gerebek Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Ketua RT Cerita Dikamuflase Sebagai Bengkel

Dari rumah yang dijadikan pabrik narkoba itu, polisi menyita barang bukti PCC 1.215.000 tablet, 1.024.000 hexymer, dan 210.000 tablet warna putih.

Baca Selengkapnya

Wacana DPR Bahas Revisi UU TNI Menuai Sorotan, Bahas Perpanjangan Usia Pensiun?

9 jam lalu

Wacana DPR Bahas Revisi UU TNI Menuai Sorotan, Bahas Perpanjangan Usia Pensiun?

Rencana revisi UU TNI menuai sorotan publik, karena bukan semata masalah perpanjangan usia pensiun.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Pertanyakan Ketidakhadiran Pejabat Kemendikbud yang Sebut Pendidikan Tinggi Kebutuhan Tersier

9 jam lalu

Anggota DPR Pertanyakan Ketidakhadiran Pejabat Kemendikbud yang Sebut Pendidikan Tinggi Kebutuhan Tersier

Anggota Komisi X DPR menyoroti absennya pejabat Kemendikbud yang menyebut pendidikan tinggi merupakan tertiary education.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Sita 2,5 Juta Tablet PCC dan Hexymer

10 jam lalu

Polisi Ungkap Pabrik Narkoba di Kabupaten Bogor, Sita 2,5 Juta Tablet PCC dan Hexymer

Polisi mengungkap pabrik narkoba PCC dan hexymer di Kampung Legok Ratih, Kabupaten Bogor. Sita 2,5 juta tablet.

Baca Selengkapnya

Usai Dipanggil DPR, Nadiem Ogah Jawab Media Soal Kenaikan UKT di PTN: Mohon Maaf

11 jam lalu

Usai Dipanggil DPR, Nadiem Ogah Jawab Media Soal Kenaikan UKT di PTN: Mohon Maaf

Nadiem hanya memohon maaf dan mengatakan semua pertanyaan media perihal UKT mahal akan dijawab oleh Dirjen Dikti, Abdul Haris.

Baca Selengkapnya