Surat Edaran Tingkatkan Kewaspadaan Mpox di Kota Depok, Ini Isinya

Jumat, 3 November 2023 23:13 WIB

Warga negara asing melewati alat pemindai suhu tubuh di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis, 16 Mei 2019. Pemasangan alat pemindai suhu tubuh tersebut untuk pengawasan dan antisipasi penyebaran virus Monkeypox atau cacar monyet. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Depok - Dinas Kesehatan Kota Depok membuat surat edaran untuk kewaspadaan dan antisipasi terhadap wabah cacar monyet atau Mpox. Surat edaran tersebut berisi 15 poin penjelasan tentang cacar monyet dan ditujukan bagi fasilitas kesehatan (faskes) serta organisasi profesi kesehatan di Kota Depok.

Dinas Kesehatan Kota Depok juga menyatakan sudah rapat kordinasi dan sosialisasi bersama tim gerak cepat Mpox bersama para faskes dan organisasi profesi kesehatan tersebut. Mereka juga menyebarkan informasi melalui media sosial, serta sejumlah akun resmi Pemerintah Kota Depok agar masyarakat paham dan melakukan mitigasi atau upaya pencegahan mandiri.

Selain juga melakukan surveilans kasus cacar monyet melalui faskes yang ada di Kota Depok. "Harapannya tidak ada lagi pelaporan kasus di Kota Depok," ucap Kepala Dinas Kesehatan Mary Liziawati, Jumat 3 November 2023. Seperti diketahui sebelum surat edaran dibuat sudah ada lima pelaporan warga Kota Depok terkait cacar monyet--4 telah dipastikan negatif.

Berikut ini isi 15 poin dalam surat edaran bernomor 443.32/7859 -SURVIM tersebut selengkapnya,

1. Mpox merupakan emerging zoonosis yang disebabkan virus anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxiridae.

Advertising
Advertising

2. Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.

3. Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2-4 minggu, namun dapat berkembang menjadi berat hingga kematian (Case Fatality Rate 3-6 persen).

4. Jumlah kumulatif kasus sejak 1 Januari 2022 hingga 26 September 2023 sebanyak 90.618 kasus dengan 157 kematian yang dilaporkan dari 115 negara.

5. Berdasarkan data WHO per 26 September 2023, kasus Mpox terjadi pada 83,2 persen (28.446 dari 34.180 kasus yang diamati) kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL); 7,4 persen (2.108 dari 28.446 LSL yang diamati) kasus teridentifikasi sebagai laki-laki biseksual; 52,7 persen kasus (18.356 dari 34.832 kasus yang pernah dites HIV) memiliki status HIV positif; sebanyak 82,5 persen kasus (18.056 dari 21.877 kasus yang dilaporkan metode penularannya) tertular melalui hubungan seksual.

6. Jumlah kumulatif kasus di Jakarta per 25 Oktober 2023 sebanyak 13 orang.

7. Rumah Sakit, Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya di harapkan melakukan pemantauan perkembangan situasi dan informasi Mpox melalui kanal resmi antara lain:
a) https://infeksiemerging.kemkes.go.id (update perkembangan kasus dan negara terjangkit);
b) https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news https://www.who.int/indonesia/news/infographics (perkembangan kasus global dan pesan komunikasi risiko);
c) https://link.kemkes.go.id/FAQMpox (FAQ);
d) https://link.kemkes.go.id/VideoSosialisasiPedomanMpox
(video sosialisasi); dan
e) https://link.kemkes.go.id/VideoKIEMpox, https://bit.ly/SurvimKotaDepok_MediaKIE (media KIE).

8. Meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan penemuan kasus di fasyankes (termasuk di instalasi gawat darurat, klinik umum, penyakit infeksi, dermatologi, urologi, obsteri ginekologi, layanan HIV/AIDS, dsb) melalui gejala ruam akut yang memiliki faktor risiko sesuai definisi operasional kasus. Pencegahan, deteksi dan respon mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox 2023 yang dapat diunduh melalui: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/pedomanpencegahan-danpengendalian-mpox-monkeypox-2023/view.

9. Meningkatkan kewaspadaan dan proaktif untuk menemukan kasus khususnya di layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS, dan layanan Konseling dan Testing HIV (KT-HIV) dengan melibatkan jejaring komunitas kunci sehingga dapat mengakses layanan kesehatan tanpa
stigma dan diskriminasi.

10. Memantau dan melaporkan laporan kasus yang ditemukan sesuai dengan definisi operasional secara berjenjang ke Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dirjen P2P melalui laporan Surveilans Berbasis Kejadian/EBS di aplikasi SKDR dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp./WhatsApp 0877-7759-1097. Selanjutnya di entri ke dalam aplikasi All Record Tc-19 melalui https://allrecord-tc19.kemkes.go.id/index.rpd pada menu pencatatan
Mpox.

11. Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

12. Meningkatkan kemampuan pelayanan rujukan pada rumah sakit jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging.

13. Menyebarluaskan informasi tentang Mpox kepada petugas dan masyarakat.

14. Meningkatkan komunikasi risiko sesuai dengan pedomanterutama menyasar kelompok berdasarkan temuan kunci.

15. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan laboratorium Kesehatan Masyarakat setempat mengenai pencatatan dan pengelolaan spesimen.

Pilihan Editor: Bawaslu DKI Umumkan Butuh 30 Ribu Orang Independen untuk Jadi Pengawas TPS Pemilu 2024

Berita terkait

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

3 jam lalu

Aksi Bullying di Depok, Pelajar Putri SMP Pukuli Siswi dari SMP lain

Seorang pelajar putri dari sebuah SMP melakukan bullying terhadap siswi dari SMP lain di Depok.

Baca Selengkapnya

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

7 jam lalu

Dibuka Awal Juni, PPDB 2024 di Depok Digelar Serentak untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

PPDB 2024 di Depok dibuka serentak untuk seleruh jenjang pendidikan.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

19 jam lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

21 jam lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

22 jam lalu

Kronologi Spanduk Kandidat Wali Kota Depok yang Diusung PDIP Dicopot Satpol PP

Petugas Satpol PP menurunkan spanduk kandidat Wali Kota Depok mendapat kritik dari politikus PDIP. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

22 jam lalu

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon statement kandidat calon Gubernur Jawa Barat dari PAN, Bima Arya yang mengatakan Depok panas dan kurang penghijauan.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

1 hari lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

1 hari lalu

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

2 hari lalu

Polda Jabar Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Polda Jabar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab kecelakaan bus itu.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

2 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya